Sabtu, 19 Maret 2011

Rabu, 09 Maret 2011

BAHAYA KORUPSI BAGI KEHIDUPAN BANGSA DAN NEGARA (Naskah Pidato; dibawakan oleh Neng Hj. Nur Sari As'adiyah)


Sangatlah tepat apabila Michael H. Hart menempatkan Nabi Muhammad pada posisi pertama di antara seratus tokoh yang paling berpengaruh di dunia, yang pantas dijadikan figur pemimpin. Pemimpin yang memberi teladan kebaikan pada seluruh rakyatnya. Bukan janji belaka melainkan bukti nyata yang dapat diterima oleh seluruh elemen masyarakat. Lalu mengapa para pemimpin di negara kita yang mayoritas beragama Islam tidak dapat meneladani kepemimpinan beliau? Sesungguhnya para pemimpin di negara kita tengah sekarat di meja kerjanya. Dasi keserakahan yang mencekik leher mereka membuat mereka lalai pada tugasnya, memakan hak-hak rakyat yang sangat tidak pantas mereka sentuh. Padahal sudah jelas Allah berfirman di dalam Al-qur'an surah Al-Anfal:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghianati Allah dan Rasul. Dan janganlah kamu menghianati amanah-amanah yang telah dipercayakan kepada kamu, sedang kamu mengetahui.”

Pada esensinya korupsi adalah pencurian melalui penipuan dalam situasi yang mengkhianati kepercayaan. Korupsi tentu saja berdampak sangat luas, terutama bagi kehidupan rakyat miskin. Korupsi menyebabkan dana Anggaran Pembangunan dan Belanja Nasional kurang jumlahnya, untuk mencukupkan dan APBN ini, pemerintah pusat menaikkan pendapatan negara. Tanpa disadari, rakyat miskin telah menyetor dua kali lipat kepada para koruptor.
Pertama, rakyat miskin membayar kewajibannya pada negara lewat pajak dan retribusi, seperti pajak tanah dan retribusi puskesmas. Namun oleh negara hak mereka tidak diperhatikan, karena uang tersebut telah dikuras untuk kepentingan pejabat. Kedua, upaya menaikkan pendapatan negara melalui kenaikan BBM, rakyat miskin kembali menyetor pada negara untuk kepentingan para koruptor, meskipun dengan dalih untuk subsidi rakyat miskin.

Berderet kasus korupsi yang ada di negara kita telah mengantarkan Indonesia menjadi peringkat pertama negara paling korup di Asia. Peringkat kedua ditempati Thailand, dengan skor 7,63. Dilanjutkan kamboja di posisi ketiga dengan skor 7,25. India peringkat keempat dengan skor 7,21, dan Vietnam 7,11. sedangkan Filipina yang mendapat skor 7 berada di urutan keenam. Skor lebih dari tujuh menunjukkan indikasi adanya masalah korupsi yang serius di suatu negara. Sungguh apresiasi yang memalukan sekali bagi Indonesia.
Bila begini di mana letak keimanan para pemimpin kita? Khalifah Umar Bin Abdul Aziz semakin menipis keuangannya ketika menjabat Presiden pada masa Dinasti Umayyah. Terlebih pada kewafatannya. Beliau tidak meninggalkan harta yang berlimpah ruah. Itu menandakan bahwa ketika menjabat sebagai presiden Khalifah Umar adalah pemimpin yang mengabdi ikhlas pada negaranya. Bukan berdasarkan niat menghimpun harta.
Lantas bagaimana dengan Gayus Tambunan? Di usianya yang masih muda uang di rekeningnya mencuat 25 miliar yang merupakan uang penyelundupan dari meja pajaknya.
Lantas bagaimana dengan para pejabat yang berwisata ke luar negri dengan dalih rapat kenegaraan sementara tanah airnya dihempas air laut digoncang gempa?
Kwik Kian Gie Ketua Bapenas menyebut lebih dari tiga ratus triliyun rupiah dan baik dari penggelapan pajak, kebocoran APBN maupun penggelapan hasil sumber daya alam, menguap masuk ke kantong para koruptor. Dana ratusan triliyun itu sangat besar. Untuk menyelamatkan subsidi BBM yangh hanya sekitar lima belas triliyun saja, pemerintah masih terpaksa harus menaikkan harga BBM. Membatasi BBM sehingga memberatkan 200 juta rakyat Indonesia yang mayoritas masih hidup pas-pasan.

Rasulullah bersabda dalam hadist yang diriwayatkan Imam Ahmad, bahwasanya “Allah melaknat orang yang menyuap dan orang yang disuap.” Dalam hadist lain yang diriwayatkan Imam Bukhari, Rasulullah bersabda, “Di mana seorang hamba yang diserahi memimpin rakyat oleh Allah kemudian orang itu mati dalam keadaan khianat kepada rakyatnya, maka Allah mengharamkan surga bagi dirinya.”
Bila moral para pemimpin negara terus-terusan begini. Tidak mengayomi rakyat menuju kesejahteraan hidup dan justru menyengsarakan rakyat, lalu bagaimana nasib anak cucu-cucu kita nanti? Inikah warisan untuk mereka penerus bangsa?
Salah satu alternatif untuk menghindari semua itu, marilah kita simak firman Allah dalam surah Al-Anfal ayat 29:
“Hai orang-orang yang beriman, jika kamu bertaqwa kepada Allah niscaya dia akan memberikan kepadamu alfurqan, dan menutup kesalahan-kesalahanmu serta mengampunimu. Dan Allah adalah Pemilik Karunia Yang Besar.”
Sesungguhnya telah ada niat cukup besar untuk mengatasi korupsi. Bahkan telah dibuat satu tap MPR khusus tentang pemberantasan KKN, tapi mengapa tidak berhasil? Penanganan korupsi tidak dilakukan secara komperehensif, setengah hati dan tidak sungguh-sungguh. Padahal, rakyat telah menunggu upaya manjur untuk mengatasinya.

Indonesia; Koridor Kemiskinan



FILM
Apa kabar perfilman Indonesia? Menjawabnya tentu dengan akal sehat. Jika menjawab baik, berarti anda menjawab dengan akal setengah konslet. Bagaimana tidak? Belakangan ini perfilman Indonesia mengalami keterbelakangan, film-film bertema pornoaksi tengah merebak mendominasi layar kaca. Keluhuran nilai budi pekerti yang merupakan ciri khas bangsa Indonesia dengan sekejap mata tiba-tiba ambruk dari tatanan semula. Jika ditelisik dari kacamata sosial, hal ini disebabkan oleh arus informatika yang tak terkendali. Video-video porno dari dunia barat yang hanya dengan hitungan detik menyebar luas ke seluruh penjuru dunia termasuk Indonesia berpengaruh besar terhadap dunia perfilman dimana saat itu Indonesia tengah mengalami krisis moral.
Contoh konkritnya saja, film “Kawin Kontrak” [di antara banyaknya film amoral]. Dalam film tersebut, penyampaian amanat yang terkandung sangat tidak jelas dan tidak memberikan daya edukasi. Adegan-adegan seksual yang katanya “menggairahkan” justru berdampak sangat buruk terhadap perilaku penikmatnya setelah itu. Untung saja film-film amoral yang ada tidak menyentuh nominasi FFI.
Sebagai santri kita harus mampu melawan dan sedikitbanyaknya melakukan pembenahan pada diri kita masing-masing dengan tidak menonton film-film “nakal” yang banyak beredar saat ini. Jangan menonton film-film yang menyiksa mental kita. Bukankah film-film yang sehat juga layak dinikmati? Seperti Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, Garuda di Dadaku, Tanah Air Beta, Denias, Ayat-Ayat Cinta, Ketika Cinta bertasbih, dan lain-lain [jangan Cuma nonton aja, ambil hikmah-pelajaran lalu amalkan].

SINETRON
Bila melihat kapasitas jam tayangnya, sinetron jauh lebih sering diputar di layar kaca. Berangkat dari ini sinetron juga berpengaruh besar terhadap moralitas rakyat Indonesia utamanya anak kecil. Tayangan kekerasan yang ditontonkan sangat mudah dicerna dan dipraktekkan oleh anak-anak di bawah umur. Misalnya, dalam sinetron “Cinta Fitri” ; Mischa menempeleng Fitri. Anak kecil yang menonton adegan tersebut kerap kali merecord dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari bersama teman sejawatnya.
Kejadian ini sering terjadi bagi keluarga yang tidak peduli terhadap asupan gizi mental anak-anak di bawah umur. Selain itu, juga sering terjadi: “Dik… jangan nonton kartun terus dong, kakak kan mau nonton Inbox.” Uweleh… gimana mo sehat generasi masa depan kalo digituin. Hiks…




PAKAIAN
Berbicara soal pakaian, siapa sih yang tidak peduli? Wah, ini nomor wahid... berbagai macam model pakaian serba ada saat ini.
TAPI...|||
Bagaimana dengan pakaian rakyat Indonesia yang konon berkiblat pada pasar mode Paris di Perancis dan Milan di Italy? Masya Allah, pakaian tidak layak pakai jika tidak sepaha dan berlengan buntung. Itu dunia barat juga yang memperkenalkannya pada kita. Kain tipis, bermerk ternama, minim dan harga selangit, itu sudah menjadi gengsi. Jangan sampai itu terjadi bagi umat Islam. Kita harus menjaga penampilan kita dengan pakaian tertutup agar ketika kita berjalan, alam dan seisinya menghargai kita. Tunjukkan karakter penampilan kita di hadapan dunia...




NOVEL
Hampir semua remaja Indonesia suka membaca Novel. Genrenya pun beragam. Tetapi yang mengejutkan sekali, dalam kurun waktu 20 tahun belakangan ini, rata-rata remaja kita sangat menyukai novel-novel yang bergenre seks atau bahkan memproduksikannya. Contoh, Si A hobby membaca novel-novel karya Freddy S. Lalu memproduksikannya dengan sebuah novel Tali Pocong Perawan [misalnya] yang diadaptasi dari film yang berjudul sama. Ini kerusakan besar yang sering dilakukan secara tekstual oleh penulis-penulis muda di Indonesia dan Seharusnya memiliki bakat besar seperti itu tidak disalahgunakan.
Semestinya di setiap percetakan buku-buku remaja di Indonesia membangun lembaga sensor untuk menyeleksi naskah-naskah mana yang layak dan tidak layak edar demi kebaikan bersama. Dengan begitu bacaan untuk remaja di Indonesia akan sehat dan insya Allah dampak negatif terhadap tunas-tunas muda akan berkurang sedikit demi sedikit.




LAGU & MUSIK
Perkembangan teknologi informatika di Indonesia merupakan salah satu faktor utama merosotnya daya kreatifitas remaja di dalam dunia seni lagu. Apa penyebabnya? LAGI-LAGI SEKS...|||
Bila bertemakan romance atau humor, itu wajar, normal dan masih patut diacungi jempol. Pasalnya era millenium ini banyak sekali bertebaran lagu-lagu yang bertema seks dan kenakalan remaja. Contohnya saja, lagu “Ngentot”. Siapa yang tidak kenal lagu ini. Lirik-liriknya yang “FantastiS” membius para pendengarnya yang mayoritas dari kalangan “Setengah Konslet”. Sebenarnya apa tujuan awal dari penulisan lagu ini? Apa ada tujuan khusus, atau hanya iseng cari penghasilan tambahan? Para pendengar bisa dipastikan kebingungan jika ditanyakan mengenai hal ini. Ya karena sangat tidak jelas. Dari ketidakjelasan ini, maka SANGAT DIANJURKAN untuk tidak mendengarkan lagu tersebut demi kewarasan akal bersama-sama.
Coba buka mata, bersihkan jiwa, dan dengarkan lagu-lagu yang sarat makna, seperti, Berita Kepada Kawan-nya Ebieth G. Ade, Manusia Setengah Dewa-nya Iwan Fals atau Garuda di Dadaku-nya Netral, atau bahkan Risalah Hati-nya Dewa 19 [sekarang Republik Cinta]. Lagu-lagu tersebut adalah empat dari sekian banyak lagu-lagu yang memiliki kekuatan magis dan berpengaruh besar terhadap pola pikir pendengarnya. Mendengarkan lagu-lagu yang TIDAK KACANGAN alias ELIT dapat mempertajam mata batin kita baik secara vertikal maupun horisontal.




KARTUN & ANIMASI
Kenal Upin Ipin? Pasti kenal ya...? 2 tahun belakangan ini film animasi melayu tersebut sedang mengebom layar kaca di Indonesia. Karakter dua bocah berkepala plontos Dkk itu membius anak-anak Indonesia Mulai tingkah laku hingga dialek berbicaranya. Hebatnya teknologi dan kecerdasan imajinasi pencipta Upin-Ipin [Mohd. Nizam Abdul Razak, Mohd. Safwan Abdul Karim, dan Usamah Zaid, mereka bertiga jebolan Multimedia Faculity of University of Malaya] di Malaysia telah berhasil menjajah pola pikir anak-anak Indonesia, dan mengapa ini bisa terjadi?
Itulah Indonseia, senangnya mengimpor bukan mengekspor. Menyikapi masalah besar ini, Alhamdulillah dari pihak Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Mohammad Ali, meluncurkan film kartun “Samba dan Sahabat” pada tanggal 26 November 2010 lalu untuk menyaingi Upin-Ipin [termasuk Dora The Explorer juga]. Menurut Ali, film “Samba dan Sahabat” bercerita tentang beberapa anak pelajar di salah satu madrasah yang menggambarkan segala tingkah pola anak-anak, namun sarat dengan nilai-nilai kearifan lokal. Bismillah... semoga sukses...




HUKUM & POLITIK
Indonesia adalah negara demokrasi yang berideologi Pancasila. Dalam sila keempat jelas ditegaskan “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.” Sila keempat ini merupakan detak jantung sistem hukum dan politik di Indonesia, akan tetapi kenyataan yang ada justru berbalik. Sistem hukum di negara ini kacau balau, transaksi tidak hanya berlaku pada kegiatan jual beli, hukum pun jadi dibeli. Membelinya pun dengan hasil korup uang rakyat. Tarmihim... bihijarotin min sijjil.
Kita ambil sampel saja dari kasus Gayus Tambunan yang menyamar sebagai Soni Laksono dalam plesirannya ke Bali dan Singapura akibat ketidaktahanannya mendekam di penjara. Beberapa petugas kepolisian yang bertugas menjaga Gayus kala itu disuap dengan uang sekian juta.
Tidak hanya itu, sistem politik pun turut menjalankan praktek transaksi jual beli alias sogok menyogok. Berangkat dari visi yang tak jelas dan rendahnya perekonomian, seseorang berani mencalonkan diri menjadi calon legislatif. Promosi dan orasi pun dikoarkan, dimuntahkan di lapangan dan alun-alun. Poster, baliho dan kaos berserakan di mana-mana demi berhasilnya menduduki kursi terbanyak.
Setelah kedudukan dicapai strategi perang pun diatur sedemikian rupa, menjadi topeng tiga dimensi. Sistem politik yang tidak transparan mulai dioperasikan sehingga KKN (korupsi, Kolusi, Nepotisme) pun terjadi dan dilatarbelakangi oleh sistem hukum yang tidak ditegakkan dan pandang bulu.