Beberapa tahun belakangan ini katertarikan saya kepada batik semakin
menjadi-jadi saja, kendati saya tidak memiliki banyak koleksi batik, tapi setidaknya
adalah beberapa helai baju batik (motif kontemporer) yang saya miliki. Alasan ketertarikan
saya kepada batik antara lain karena saya terpukau dengan nilai-nilai estetika
pada motifnya: rumit, detail, indah dan sangat filosofis.
Sejak saya menyukainya, saya lalu mengamati—atau mungkin tepatnya
mengira-ngira—motif dari beberapa batik yang saya miliki. Motif-motif yang ada
pada Batik sepertinya banyak dipengaruhi oleh watak, karakter, dan sosial
budaya pembatiknya atau bahkan kondisi geografis dimana pembatik itu tinggal
sehingga nilai filosofis yang terkandung pada Batik tersebut sangat tampak dan
membuat pemakainya tampil berkarakter.
Kita lihat motif
dari batik Pamekasan ini:
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjqeEr24-qtfjL1z4V058ArKI-ucJw1wh6l2OqS62iV-3ta4p7Sb1uVgzrbfGmdICRvcyRLWfWuXft5e_ScWzxITMYiqhlsPf5XicoJ5-3eQRJi6svMAn3eE6G6jM8xP2VPLXGYGJy6Is63/s320/Photo-0016.jpg) |
Bherras Dumpa |
Saat saya membelinya, si penjual mengatakan bahwa motif batik ini
bernama Bherras Dumpa (Beras Tumpah), saya melihat karakter orang Madura
yang sangat kental pada motif ini, mereka orang Madura rata-rata yang
berprofesi sebagai pengrajin batik adalah perempuan yang menjadikan membatik
sebagai kegiatan sampingan untuk menambah penghasilan, mengisi waktu senggang,
dan merawat bakat melukisnya. Saya membayangkan ketika si pembatik melukis di
atas kain ini sepertinya baru saja ditimpa
musibah, yaitu, beras yang baru dibeli atau dipanen suaminya tanpa sengaja
tumpah dan si istri lalu mengekspresikan kesedihan dan penyesalannya dengan
melukis beras tumpah itu di atas kain.
Hmmm... Ini bisa saja benar dan bisa saja salah, sebab sejauh saya
memahami—sebagai orang Madura—karakter asli orang Madura salah satunya adalah
sangat menghargai jerih payah orang lain dalam hal apapun, apalagi jerih payah
orang-orang yang dicintainya. Mungkin mereka tidak membalasnya dengan materi,
tapi mereka membalas dalam bentuk perhatian dan kepedulian yang sangat baik.
Aduh... Manisnya J :D
Nah, yang ini Batik Pakandangan 3 Dimensi:
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhEghA-z8zwtEaUUcCY6HvQtRW4khiS8mnPU6pdDttq_pOuBMF6-T-j8DcF8kh3j3IZyKuzYq_qG2F9fd3-qccrFFvI6nIdeHv2sbpckwGR7Otm5PzbYHx-sJrrFWrf8XK8ULUfCHPCcNLj/s320/Photo-0110.jpg) |
Batik Pakandangan 3 Dimensi |
Sungguh kombinasi
warnanya sangat berani sehingga menghasilkan gradasi warna yang indah. Penjahit
lalu menyulapnya untuk saya sehingga jadi begini:
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgXKy57dYrwvoP7hF-7U3fQNHMPtXouk4GyKf4jfY6wcpqlcxekREpkK08If9q9C-HlC9VOzXHR4MF4-NMIBcI1PVLEdAEyh2M41ygjZbwNjNJ2mNfmr_-CHbrdDHHLlioU_cZ4lpvKVIde/s320/Photo-0064.jpg) |
Bersama Bibi Nampang di Masji Muhammad Ceng Hoo Surabaya |
Cantik, bukan? :)
Kalau yang ini Batik khas Situbondo:
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjpBx6CFbz5G9sjoAGg2rF-mj8hmKzOb7M6NZYBpftZppBMn4XbWdFkaNcobwgLDfO-FHxltN70yKYJxI1Xpd0h22i225EVXy1iOOBoUT5FTHfhW1m8xYSvcnGeXEGIEDopXFLO576nTAU9/s320/Tulis+%284%29.JPG) |
Batik Khas Situbondo |
Batik Situbondo memiliki ciri khas motifnya binatang-binatang laut.
Seperti Ikan, Bintang Laut, Kerang, dan Tumbuhan Laut. Rupanya motif ini
dipengaruhi oleh sektor pariwisata yang ada di Kabupaten Situbondo dan juga
memang sebagian masyarakat pesisir sangat menggantungkan kehidupannya kepada
laut dengan menjadi nelayan. Ya, di sepanjang garis pantai Kabupaten Situbondo
terdapat beberapa titik pariwisata pantai yang sangat indah. Antara lain;
Pantai Pasir Putih, Pantai Bama Baluran, Pantai Patthek, dan Pantai Banongan
yang semuanya menawarkan decak kagum atas panoramanya yang sungguh indah dan
menawan.
Oh ya, saat ini saya
juga mulai tertarik untuk belajar membatik. Saya belajar membatik di rumah
saudara saya bernama Aisyiyah. Ia yang seorang aktifis mengadakan pelatihan
membatik untuk ibu-ibu yang berlatar belakang perekonomiannya “relatif rendah”
dan memberdayakannya yang didanai oleh pemerintah Kabupaten Situbondo. Ah...
Tapi sungguh miris. Mbak Ai—nama panggilan Aisyiyah—yang semula mengajak 17 peserta
aktif pelatihan membatik dari kalangan tetangga kini pesertanya sangat menurun
menjadi 3 orang, dan salah
satunya saya.
Dua peserta lain yang
rajin berlatih membatik di rumah Mbak Ai kini telah bisa membatik dengan baik. Ini
salah satu proses membatik mereka:
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEggFMchrUWEtpAz6BToz5gFQTbjDYJke8E5gjp93eW6_YGcw31pY386YtS6b_uyjiVVptEFQXINEiDv1HeshHSyetIzhOs7tUfi-PB8PM2x6sYJqqpJ6VUCnJF3KnHQNHxNSDm_HK0PuFHU/s320/Photo-0009.jpg) |
Bagus... Banget...! |
Tapi
yang sangat disayangkan... Saya belum bisa berlatih secara intensif karena banyak
kendala yang cukup berat. Selain jarak tempuh rumah saya ke rumah Mbak Ai cukup
jauh dan saya tidak punya sopir pribadi plus saya tidak bisa mengendarai
sepeda, saya juga masih disibukkan dengan aktifitas rutin yaitu kuliah dan
tugas yang sangat menumpuk. Sehingga proses belajar saya masih pada tahap mencanting
malan dan ekstra hati-hati agar pola yang dilukis di kain menjadi rapi.
Sulitnya bukan main! Hufff... Sangat menyedihkan...
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgLVEokcBtC1DsMd9j5PKkC4ARmVwLSQUhQ8_1DcI1J-y0lCdWIow-rGwq8SgS036VBxOX9FL7ZCK9UYl00gBt06ke01cspS7dpMAdNAwXHTclz92QDORs7XSvyVLb8GP7oej3_hWgrqUqS/s320/Photo-0004.jpg) |
Ini Proses Latihanku :( |
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgy6PlmVcdIDkJ81Msls-HlexdU_ZzrE0ylpuFDXfvq1CLAqTXtmIg_OEwpi15Qu7oZqv9FoiVl2i8Orsu-6eDA8lEdq4zWndd48gvCH21KOhkhwTeVArlY6NToVoGvlxM6A-q4pGQAve7a/s320/Photo-0005.jpg) |
Hihii... Kompor yang Sungguh Imut... |
Tapi saya akan
terus berusaha mengatasi keadaan ini. Saya akan terus berusaha, berlatih
membatik dengan serius, sebagai salah satu upaya saya menjadi warga negara yang
baik dengan mencintai dan melestarikan budaya Indonesia. Semangat!!!