Selasa, 07 Desember 2010

Afuf

Selamat Ulang Tahun,
Saudariku terkasih...
Semoga Allah memberkahi hidupmu.
Amin...

Salam hangat dari Sukorejo

Sabtu, 04 Desember 2010

15.29 - No comments

Icha, Cece, Ziyan

Salam Ukhuwwah Islamiyyah,

Sekat itu kita hapus
Kita jalin persaudaraan yang dulu membeku
Dingin...
dan kini kita hangatkan
Di bulan Desember
yang meluap rintik gerimisnya....

04 Desember 2010

Selasa, 30 November 2010

Ehemmm...

Paling menyenangkan ketika satu mata pelajaran telah usai dan guru keluar,
aku dan sahabatku, namanya PDP, duduk di pintu. Menikmati udara sore Ashar yang baru saja berdansa dengan gerimis. Sejuk...

Gerimis menyapa meski lima menit
....
Air langit tumpah
Menggerakkan dahan-dahan mangga
Membasahi beranda kelas
Mengahngatkan ujung-ujung pena
Yang menyusuri rumus-rumus kehidupan...

[Pelajaran Kimia yang boring, Bu Sunnaida]

Senin, 29 November 2010

Diam

Kembali pada masa lalu,
: Jemari di tepi hujan
Ternyata aku lugu...
Tergugu dalam baris-baris takdir-Mu,
...

Pure Love

Jika raga ini tak mampu memelukmu,
Maka ku bebaskan hati ini untuk merindukanmu..

Karena dirimulah fajar shadiqku

Kala Tuhan menyemaikan namamu di hatiku
Bukan karena nafsuku,
Melainkan karena cinta-Nya padaku..

Sukorejo, 08 januari 2008

Never End

Selasa, 9 Desember 2008

Salam hangat, sehangat waktu dluha. Salam sejuk waktu dluha kala mendung.
Rindu di jiwa kian melemah saat ku di dekatmu.. Ada rasa yang mengharu biru,..
Kau tenangkan bathin ini bersama takbir yang kau ucap.. Kau hapus duka dalam tiap relung hatiku bersama tasbih yang kau bisikkan..
Jika raga kita tak mungkin bersama untuk menghadapNya, biarlah hati kita terus bersatu untuk mencintaNya..

-Memory of pure love-

Sulit

Terlalu malam aku mendatangimu,
Ketika loncenglonceng kau simpan rapi,
Aku baru tiba, memintamu
..menjadi dekaphangatku,

Terlalu pagi aku mendatangimu,
Saat ingin kubagi hangat mentari bersamamu, ternyata.
Kau mampu menghangatkan diri dengan caramu sendiri..

Baiklah..
Terlalu tulus caraku memintamu,
Hingga begitu kau menepisku, adalah aku diam.
..tak memaksa.

Baiklah...
Cukup kau tahu,
Kala fajar hendak temani kekasih subuhnya,
-adalah doadoa dan harapharapku terus menemanimu..
Terus menemanimu.

Karena aku terlalu mencintaimu, mungkin.

27 Pasah 1431

Menata Hidup

Ternyata benar. Malam ini tak ada bintang, apalagi bulan. Oh, rupanya langit sedang murung dalam bahagia-bahagianya. Satu persatu air langit menetesi sebagian kakiku..

Di beranda ini aku sendiri. Berteman kerik-kerik para jangkrik dan sayup-sayup rindu tadarus. Sebuah ketenangan yang memilukan bagiku...

Sebenarnya dingin sekali. Tapi mau bagaimana lagi?

Jika kembali pada 25 tahun lalu, maka aku benarbenar disergap rasa penasaran yang sangat, sepotong kisah tentang Kakekku yang bila kulihat wajahnya, ia hanya diam dalam bingkai. Airmukanya begitu penuh kasih.. Entah mengapa tiap kutanyakan riwayatnya pada Ayah, Ayah bilang aku tak perlu tahu... Ehm.. Baiklah kalau begitu..

Lalu jika kukembali pada 20 tahun lalu, lagi-lagi aku dibuat penasaran pada wajah dalam album kenangan kecil itu. Ibu bilang wanita berkebaya ini Nenekku.. Cantik. Cantik sekali... Kata Ibu, nenek selalu berpesan pada putera-puterinya, agar kelak cucu-cucu gadisnya tak boleh ada yang menikah muda. Yaa.. Insya Allah Ibu dan Paman-bibi "sam'an wa tho'atan". ^_^

Kemudian semuanya berjalan dengan penuh kemudahan. Meski harus menerjang aral-aral yang melintang... Ada yang datang pun ada yang berpulang... Sebuah metamorfosis yang sempurna. Hingga aku menjadi seperti sekarang ini...

Ketika aku tertatih-tatih, Ayah dan Ibu datang menuntunku. Ketika aku tersenyum, Ayah dan Ibu datang menepuk-nepuk bahuku. Ketika aku khusyu dalam doa, maka Ayah dan Ibu menitikkan airmata ridhanya.

Setiap kali Ayah memintaku menjaga kenyamanan rumah, setiap itupun Ibu membimbingku 'menyapu lantai', 'mencuci dan melipat pakaian', 'menyingkap dan menutup tirai', 'menyirami tanaman', 'meracik' bumbu-bumbu iman dan kelezatan,
Kurasa sudah sempurna.

"mengapa Ibu memberi semua ini padaku?" Tanyaku suatu ketika. Kemudian Ibu menjawab,
"Ibu berikan semua ini padamu agar kelak Ibu tidak dilanda kecemasan saat kau mulai ibu lepas ke alam dimana kau mulai tahu arti suka dan duka yang sesungguhnya..." Jawab Ibu penuh ketulusan.

Detik

Detik,
: yang harus aku menolehinya
Dan detik,
: yang sering aku mencarinya

di situ, masih ada detak-detak namamu,

lalu di sini, tetap ada serpih namamu : yang akan kutata serapi mungkin,
: barangkali bukan disini kau menjadi milikku...

September akhir, 2010, : detik penghabisan syawal.

Doa : Jiwa : Mengembara Jauh

Kudengar kau sedang tak sadarkan diri dan kini keadaanmu benar-benar lemah?
Apa itu benar..?

Aku minta maaf yang sebesar-besarnya.
Sejak sebelum maghrib tadi doaku mengembara jauh, pergi jauh sekali ke atas sana di balik cahaya itu.
Baru kutahu, ternyata ia pergi dengan membawa jiwamu dalam kembaranya..

Kumohon kau bersabar. Bertahanlah.. Tidak lama lagi ia akan datang : mendatangiku lalu mengembalikan jiwa pada ragamu. Membawa sebuah jawaban...

[Doa, biarkan ia melanglang buana sejauh ia mau dan membawa apa-apa ke hadapan-Nya untuk kembali dengan sebuah keputusan...]

Malam. Dingin. Menggigil. Gemeretak detak jantung. Sukorejo, 03 Oktober 2010

Aku

Ku tutup jendela,
Sebab debu mengusik,
Sebab angin menyibak tirai rusuh..

Bukan aku takut,

Hanya saja aku tak mau berpindah musim.
Saat ini,
_ _ _ _ _
_ _ _ _ _

..musim di mana aku selalu bersamamu..

.Sukorejo, waktu-waktu tergelincir, 6 Rajab 1431.

20.29 - No comments

Gerimis

Aku adalah tanah,
Yang terus berharap di sepotong sore ini,
ada milyaran rintik gerimis,
Menjadi madah-madahku pada diri-Mu,

06 Oktober 2010

19.14 - No comments

Ayo bangun....

"Bangun..."

"Ya, sebentar lagi..." jawabku pelan lalu kututup telingaku dengan sebuah bantal agar tak kudengar lagi suara berisik yang mengajakku untuk membuka 'mata'.

"Hei.. Kumohon Zyadah.. Ayo bangun.."

Suara itu merayap cepat, semakin dekat dan semakin jelas di telingaku. Aku gusar dibuatnya.

"Zyadah.. Ayo bangun, Sayang.. Coba kau ingat, ini 'malam' ke berapa dalam hidupmu? Bangun, Sayang... Sungguh, kau tak akan menyesal jika segera membuka mata dan bergegas mengambil wudhu..." katanya lagi.

Pede sekali kau,..! Memang kau siapa? Huu..h..

"ZYADAaa..h..! Ayo bangun..!!! Kalau kau tak mau bangun, kutiup lehermu ya..? Ayo...!!!".

Aku membuka mata dengan paksa. Menyebalkan sekali..! Aku paling benci kalau mendengar ancaman 'kutiup lehermu, yaa..!!!'. Aku beranjak, mengumpulkan kesadaranku. Dan begitu sudah maksimal, kulihat di sekelilingku. Senyap dan sepi. Tak ada siapapun.

"O-ow.. Lalu siapa yang membangunkanku sejak tadi??" Segera kudekati jendela dan kusibak tirainya, yang ada hanya miliaran rintik gerimis sedang berpestapora menjatuhi tanah. Sementara dari bawah bantalku, surah Al-muzzammil sayup-sayup terdengar. Telah mendekati ayat, "Assamaa-u Munfatirun bihi. Kana wa'duhu Mafluulan.."

aku tersenyum sendiri. "terima kasih kalian telah membangunkanku.."

16 September 2010