Rabu, 03 Agustus 2011

Inisial A

Menembus pekat malam, menapaki lorong takdir,
Sumenep - Jember - Bondowoso
Situbondo - Jember - Jogja
Apa yang kucari dan apa yang kutemui semua sudah selesai di Azali. Tapi ada
yang baru, yaitu misteri itu sendiri. Dan engkaulah misteri itu
yang menunggu di ujung muara, dekat dermaga qadar.

Received:
20:40:51
03/07/2011
From:
(No name)
+6281xxxx80

Allahumma, Bariklana Fii Rojaba Wa Sya'bana
... Wa Ballighna Romadlana.


Senin, 16 Mei 2011

Blong! Kereta Waktu

Kereta Waktu
Melorongi rel-rel subuh
Dibimbing langit legam
Dijemputnya ufuk timur
Ditinggalkannya terowongan gelap
: gemuruh rongsokan malam


Kereta waktu
Memulai hari
Demi waktu, yang bertengger
Di lampu-lampu pemberhentian
Rem-rem buatan
Blong. Blong. Tak terkendali. Tak Berfungsi.
Mati.

Minggu, 15 Mei 2011

Ibu - Ayah

Ibu...
Dirimu adalah pohon
: tempatku berteduh dari terik mentari
: memetik ranum-ranum buah surga
Akarmu yang kuat mencengkram
Batangmu yang kokoh berdiri
Teguh-teguh meski dihantam badai


Ayah...
Kau adalah samudera
Luas tak berbatas
Mari, Ayah...
Akan kuselami dirimu
Untuk mencari mutiara-mutiara kasih

Sabtu, 14 Mei 2011

Minggu, 08 Mei 2011

Sabtu, 07 Mei 2011

DOA: SAPU JAGAD

Bersama siang dan malam
Dari adzan ke adzan
Ighfir-ighfir berdebur
: menepikan buih
Perahu jemari berputar
: melaju membelah topan laut
||
Bukan mi’raj,
Aku dan sapu jagadku
Menerobos tujuh petala langit
Membawa bara api jariyah
Kepada khauf dan raja’

Sukorejo, 21 Desember 2010

Al-Ahzab

Bumi mempersunting langit
Ia beri mahar
Rebana dan marhabanan

Di pelaminan ‘arsy
Shalawat dan dekap kasih
Mengikat berai
...
Sukorejo, 24 Desember 2010

Pengembara

Pengembara itu
Datang membawa dawai kesunyian
Di ruang tamu yang dingin
Ia tinggalkan secangkir
: kopi pekat
Di tepi jalan hakikat
Ia telah memikat

Sukorejo, 23 Desember 2010

Sabtu, 19 Maret 2011

Rabu, 09 Maret 2011

BAHAYA KORUPSI BAGI KEHIDUPAN BANGSA DAN NEGARA (Naskah Pidato; dibawakan oleh Neng Hj. Nur Sari As'adiyah)


Sangatlah tepat apabila Michael H. Hart menempatkan Nabi Muhammad pada posisi pertama di antara seratus tokoh yang paling berpengaruh di dunia, yang pantas dijadikan figur pemimpin. Pemimpin yang memberi teladan kebaikan pada seluruh rakyatnya. Bukan janji belaka melainkan bukti nyata yang dapat diterima oleh seluruh elemen masyarakat. Lalu mengapa para pemimpin di negara kita yang mayoritas beragama Islam tidak dapat meneladani kepemimpinan beliau? Sesungguhnya para pemimpin di negara kita tengah sekarat di meja kerjanya. Dasi keserakahan yang mencekik leher mereka membuat mereka lalai pada tugasnya, memakan hak-hak rakyat yang sangat tidak pantas mereka sentuh. Padahal sudah jelas Allah berfirman di dalam Al-qur'an surah Al-Anfal:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghianati Allah dan Rasul. Dan janganlah kamu menghianati amanah-amanah yang telah dipercayakan kepada kamu, sedang kamu mengetahui.”

Pada esensinya korupsi adalah pencurian melalui penipuan dalam situasi yang mengkhianati kepercayaan. Korupsi tentu saja berdampak sangat luas, terutama bagi kehidupan rakyat miskin. Korupsi menyebabkan dana Anggaran Pembangunan dan Belanja Nasional kurang jumlahnya, untuk mencukupkan dan APBN ini, pemerintah pusat menaikkan pendapatan negara. Tanpa disadari, rakyat miskin telah menyetor dua kali lipat kepada para koruptor.
Pertama, rakyat miskin membayar kewajibannya pada negara lewat pajak dan retribusi, seperti pajak tanah dan retribusi puskesmas. Namun oleh negara hak mereka tidak diperhatikan, karena uang tersebut telah dikuras untuk kepentingan pejabat. Kedua, upaya menaikkan pendapatan negara melalui kenaikan BBM, rakyat miskin kembali menyetor pada negara untuk kepentingan para koruptor, meskipun dengan dalih untuk subsidi rakyat miskin.

Berderet kasus korupsi yang ada di negara kita telah mengantarkan Indonesia menjadi peringkat pertama negara paling korup di Asia. Peringkat kedua ditempati Thailand, dengan skor 7,63. Dilanjutkan kamboja di posisi ketiga dengan skor 7,25. India peringkat keempat dengan skor 7,21, dan Vietnam 7,11. sedangkan Filipina yang mendapat skor 7 berada di urutan keenam. Skor lebih dari tujuh menunjukkan indikasi adanya masalah korupsi yang serius di suatu negara. Sungguh apresiasi yang memalukan sekali bagi Indonesia.
Bila begini di mana letak keimanan para pemimpin kita? Khalifah Umar Bin Abdul Aziz semakin menipis keuangannya ketika menjabat Presiden pada masa Dinasti Umayyah. Terlebih pada kewafatannya. Beliau tidak meninggalkan harta yang berlimpah ruah. Itu menandakan bahwa ketika menjabat sebagai presiden Khalifah Umar adalah pemimpin yang mengabdi ikhlas pada negaranya. Bukan berdasarkan niat menghimpun harta.
Lantas bagaimana dengan Gayus Tambunan? Di usianya yang masih muda uang di rekeningnya mencuat 25 miliar yang merupakan uang penyelundupan dari meja pajaknya.
Lantas bagaimana dengan para pejabat yang berwisata ke luar negri dengan dalih rapat kenegaraan sementara tanah airnya dihempas air laut digoncang gempa?
Kwik Kian Gie Ketua Bapenas menyebut lebih dari tiga ratus triliyun rupiah dan baik dari penggelapan pajak, kebocoran APBN maupun penggelapan hasil sumber daya alam, menguap masuk ke kantong para koruptor. Dana ratusan triliyun itu sangat besar. Untuk menyelamatkan subsidi BBM yangh hanya sekitar lima belas triliyun saja, pemerintah masih terpaksa harus menaikkan harga BBM. Membatasi BBM sehingga memberatkan 200 juta rakyat Indonesia yang mayoritas masih hidup pas-pasan.

Rasulullah bersabda dalam hadist yang diriwayatkan Imam Ahmad, bahwasanya “Allah melaknat orang yang menyuap dan orang yang disuap.” Dalam hadist lain yang diriwayatkan Imam Bukhari, Rasulullah bersabda, “Di mana seorang hamba yang diserahi memimpin rakyat oleh Allah kemudian orang itu mati dalam keadaan khianat kepada rakyatnya, maka Allah mengharamkan surga bagi dirinya.”
Bila moral para pemimpin negara terus-terusan begini. Tidak mengayomi rakyat menuju kesejahteraan hidup dan justru menyengsarakan rakyat, lalu bagaimana nasib anak cucu-cucu kita nanti? Inikah warisan untuk mereka penerus bangsa?
Salah satu alternatif untuk menghindari semua itu, marilah kita simak firman Allah dalam surah Al-Anfal ayat 29:
“Hai orang-orang yang beriman, jika kamu bertaqwa kepada Allah niscaya dia akan memberikan kepadamu alfurqan, dan menutup kesalahan-kesalahanmu serta mengampunimu. Dan Allah adalah Pemilik Karunia Yang Besar.”
Sesungguhnya telah ada niat cukup besar untuk mengatasi korupsi. Bahkan telah dibuat satu tap MPR khusus tentang pemberantasan KKN, tapi mengapa tidak berhasil? Penanganan korupsi tidak dilakukan secara komperehensif, setengah hati dan tidak sungguh-sungguh. Padahal, rakyat telah menunggu upaya manjur untuk mengatasinya.

Indonesia; Koridor Kemiskinan



FILM
Apa kabar perfilman Indonesia? Menjawabnya tentu dengan akal sehat. Jika menjawab baik, berarti anda menjawab dengan akal setengah konslet. Bagaimana tidak? Belakangan ini perfilman Indonesia mengalami keterbelakangan, film-film bertema pornoaksi tengah merebak mendominasi layar kaca. Keluhuran nilai budi pekerti yang merupakan ciri khas bangsa Indonesia dengan sekejap mata tiba-tiba ambruk dari tatanan semula. Jika ditelisik dari kacamata sosial, hal ini disebabkan oleh arus informatika yang tak terkendali. Video-video porno dari dunia barat yang hanya dengan hitungan detik menyebar luas ke seluruh penjuru dunia termasuk Indonesia berpengaruh besar terhadap dunia perfilman dimana saat itu Indonesia tengah mengalami krisis moral.
Contoh konkritnya saja, film “Kawin Kontrak” [di antara banyaknya film amoral]. Dalam film tersebut, penyampaian amanat yang terkandung sangat tidak jelas dan tidak memberikan daya edukasi. Adegan-adegan seksual yang katanya “menggairahkan” justru berdampak sangat buruk terhadap perilaku penikmatnya setelah itu. Untung saja film-film amoral yang ada tidak menyentuh nominasi FFI.
Sebagai santri kita harus mampu melawan dan sedikitbanyaknya melakukan pembenahan pada diri kita masing-masing dengan tidak menonton film-film “nakal” yang banyak beredar saat ini. Jangan menonton film-film yang menyiksa mental kita. Bukankah film-film yang sehat juga layak dinikmati? Seperti Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, Garuda di Dadaku, Tanah Air Beta, Denias, Ayat-Ayat Cinta, Ketika Cinta bertasbih, dan lain-lain [jangan Cuma nonton aja, ambil hikmah-pelajaran lalu amalkan].

SINETRON
Bila melihat kapasitas jam tayangnya, sinetron jauh lebih sering diputar di layar kaca. Berangkat dari ini sinetron juga berpengaruh besar terhadap moralitas rakyat Indonesia utamanya anak kecil. Tayangan kekerasan yang ditontonkan sangat mudah dicerna dan dipraktekkan oleh anak-anak di bawah umur. Misalnya, dalam sinetron “Cinta Fitri” ; Mischa menempeleng Fitri. Anak kecil yang menonton adegan tersebut kerap kali merecord dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari bersama teman sejawatnya.
Kejadian ini sering terjadi bagi keluarga yang tidak peduli terhadap asupan gizi mental anak-anak di bawah umur. Selain itu, juga sering terjadi: “Dik… jangan nonton kartun terus dong, kakak kan mau nonton Inbox.” Uweleh… gimana mo sehat generasi masa depan kalo digituin. Hiks…




PAKAIAN
Berbicara soal pakaian, siapa sih yang tidak peduli? Wah, ini nomor wahid... berbagai macam model pakaian serba ada saat ini.
TAPI...|||
Bagaimana dengan pakaian rakyat Indonesia yang konon berkiblat pada pasar mode Paris di Perancis dan Milan di Italy? Masya Allah, pakaian tidak layak pakai jika tidak sepaha dan berlengan buntung. Itu dunia barat juga yang memperkenalkannya pada kita. Kain tipis, bermerk ternama, minim dan harga selangit, itu sudah menjadi gengsi. Jangan sampai itu terjadi bagi umat Islam. Kita harus menjaga penampilan kita dengan pakaian tertutup agar ketika kita berjalan, alam dan seisinya menghargai kita. Tunjukkan karakter penampilan kita di hadapan dunia...




NOVEL
Hampir semua remaja Indonesia suka membaca Novel. Genrenya pun beragam. Tetapi yang mengejutkan sekali, dalam kurun waktu 20 tahun belakangan ini, rata-rata remaja kita sangat menyukai novel-novel yang bergenre seks atau bahkan memproduksikannya. Contoh, Si A hobby membaca novel-novel karya Freddy S. Lalu memproduksikannya dengan sebuah novel Tali Pocong Perawan [misalnya] yang diadaptasi dari film yang berjudul sama. Ini kerusakan besar yang sering dilakukan secara tekstual oleh penulis-penulis muda di Indonesia dan Seharusnya memiliki bakat besar seperti itu tidak disalahgunakan.
Semestinya di setiap percetakan buku-buku remaja di Indonesia membangun lembaga sensor untuk menyeleksi naskah-naskah mana yang layak dan tidak layak edar demi kebaikan bersama. Dengan begitu bacaan untuk remaja di Indonesia akan sehat dan insya Allah dampak negatif terhadap tunas-tunas muda akan berkurang sedikit demi sedikit.




LAGU & MUSIK
Perkembangan teknologi informatika di Indonesia merupakan salah satu faktor utama merosotnya daya kreatifitas remaja di dalam dunia seni lagu. Apa penyebabnya? LAGI-LAGI SEKS...|||
Bila bertemakan romance atau humor, itu wajar, normal dan masih patut diacungi jempol. Pasalnya era millenium ini banyak sekali bertebaran lagu-lagu yang bertema seks dan kenakalan remaja. Contohnya saja, lagu “Ngentot”. Siapa yang tidak kenal lagu ini. Lirik-liriknya yang “FantastiS” membius para pendengarnya yang mayoritas dari kalangan “Setengah Konslet”. Sebenarnya apa tujuan awal dari penulisan lagu ini? Apa ada tujuan khusus, atau hanya iseng cari penghasilan tambahan? Para pendengar bisa dipastikan kebingungan jika ditanyakan mengenai hal ini. Ya karena sangat tidak jelas. Dari ketidakjelasan ini, maka SANGAT DIANJURKAN untuk tidak mendengarkan lagu tersebut demi kewarasan akal bersama-sama.
Coba buka mata, bersihkan jiwa, dan dengarkan lagu-lagu yang sarat makna, seperti, Berita Kepada Kawan-nya Ebieth G. Ade, Manusia Setengah Dewa-nya Iwan Fals atau Garuda di Dadaku-nya Netral, atau bahkan Risalah Hati-nya Dewa 19 [sekarang Republik Cinta]. Lagu-lagu tersebut adalah empat dari sekian banyak lagu-lagu yang memiliki kekuatan magis dan berpengaruh besar terhadap pola pikir pendengarnya. Mendengarkan lagu-lagu yang TIDAK KACANGAN alias ELIT dapat mempertajam mata batin kita baik secara vertikal maupun horisontal.




KARTUN & ANIMASI
Kenal Upin Ipin? Pasti kenal ya...? 2 tahun belakangan ini film animasi melayu tersebut sedang mengebom layar kaca di Indonesia. Karakter dua bocah berkepala plontos Dkk itu membius anak-anak Indonesia Mulai tingkah laku hingga dialek berbicaranya. Hebatnya teknologi dan kecerdasan imajinasi pencipta Upin-Ipin [Mohd. Nizam Abdul Razak, Mohd. Safwan Abdul Karim, dan Usamah Zaid, mereka bertiga jebolan Multimedia Faculity of University of Malaya] di Malaysia telah berhasil menjajah pola pikir anak-anak Indonesia, dan mengapa ini bisa terjadi?
Itulah Indonseia, senangnya mengimpor bukan mengekspor. Menyikapi masalah besar ini, Alhamdulillah dari pihak Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Mohammad Ali, meluncurkan film kartun “Samba dan Sahabat” pada tanggal 26 November 2010 lalu untuk menyaingi Upin-Ipin [termasuk Dora The Explorer juga]. Menurut Ali, film “Samba dan Sahabat” bercerita tentang beberapa anak pelajar di salah satu madrasah yang menggambarkan segala tingkah pola anak-anak, namun sarat dengan nilai-nilai kearifan lokal. Bismillah... semoga sukses...




HUKUM & POLITIK
Indonesia adalah negara demokrasi yang berideologi Pancasila. Dalam sila keempat jelas ditegaskan “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.” Sila keempat ini merupakan detak jantung sistem hukum dan politik di Indonesia, akan tetapi kenyataan yang ada justru berbalik. Sistem hukum di negara ini kacau balau, transaksi tidak hanya berlaku pada kegiatan jual beli, hukum pun jadi dibeli. Membelinya pun dengan hasil korup uang rakyat. Tarmihim... bihijarotin min sijjil.
Kita ambil sampel saja dari kasus Gayus Tambunan yang menyamar sebagai Soni Laksono dalam plesirannya ke Bali dan Singapura akibat ketidaktahanannya mendekam di penjara. Beberapa petugas kepolisian yang bertugas menjaga Gayus kala itu disuap dengan uang sekian juta.
Tidak hanya itu, sistem politik pun turut menjalankan praktek transaksi jual beli alias sogok menyogok. Berangkat dari visi yang tak jelas dan rendahnya perekonomian, seseorang berani mencalonkan diri menjadi calon legislatif. Promosi dan orasi pun dikoarkan, dimuntahkan di lapangan dan alun-alun. Poster, baliho dan kaos berserakan di mana-mana demi berhasilnya menduduki kursi terbanyak.
Setelah kedudukan dicapai strategi perang pun diatur sedemikian rupa, menjadi topeng tiga dimensi. Sistem politik yang tidak transparan mulai dioperasikan sehingga KKN (korupsi, Kolusi, Nepotisme) pun terjadi dan dilatarbelakangi oleh sistem hukum yang tidak ditegakkan dan pandang bulu.

Jumat, 25 Februari 2011

Pensil Patah



Tadi kuambil pensil,
Di kolong bangku tempat kami mengeruk tegukan air
Di tangan temanku,
Ia bergerak dahsyat
Pontang-panting digerak topan
Menelikung di perempatan zaman
Di tangan temanku
Ia melingkar, menari, menggilas bebatuan
Mencerabut kemunkaran meringsek kebatilan


Pensil itu patah,
Tiba-tiba ia lempar menjelma sampah
Kutanya mengapa…???
Padahal waqaf dan sabda telah ditulis
Hei, kau… jangan bengis…!!!
Agar ia tak mengiblis

Kemarilah, pensil patah…
Biar aku yang memanah…

(Maulid 2011 )

Melodi Jum'at Siang


Panas mentari siang itu membikin ubun-ubun mendidih. Bagaimana tidak, dari kepala desa berpakaian gamis putih elit sampai petani dan buruh berkoko putih kucel mengibas-ngibaskan kopyahnya sekedar mengeringkan keringat yang bercucran di wajahnya begitu keluar dari masjid selesai shalat jum’at.
Setiap orangpun mempercepat gerakan langkahnya. Ada yang berjalan kaki, bersepeda gayuh, motor hingga mobil ber-plat hitam, merah dan kuning. Yang jelas mereka benar-benar gerah bersama cuaca yang terik nyaris setiap jum’at siang.
Begitulah setiap keluar dari masjid, semua kembali pada rimbanya. Sepatu mengilap, sandal kulit, sandal butut, dan sebagainya. Pemilik mereka kerap kali saling adu merk, inilah dunia. Lain lagi ketika pemilik mereka berada dalam masjid, semua sama rata. Tak ada yang unggul, karena pemilik mereka di dalam tak beralas. Shaf pertama diibaratkan berkurban unta, meski di luar masjid ia adalah pejalan kaki. Pun sebaliknya, shaf paling belakang diibaratkan bershdaqah telur ayam kendati di luar masjid ia adalah pengendara mobil mewah.
Adalah Islam, menjadi rahmat bagi seluruh alam. Masjid, tempat berkumpulya orang-orang lintas sosial. Tak ada kaya atau miskin, sebab mereka sama-sama menghadap kiblat. Kekayaan jiwanyalah yang dinilai oleh Sang Pencipta.
“Woy, Jelekkk...!!!” teriak sepasang sepatu kulit berwarna hitam mengilat pada sepasang sandal jepit usang di hadapannya dengan jarak agak jauh.
“Ehm, ya? Ada apa?” Jawab keduanya serempak.
“Kupanggil dari tadi, kalian tidak mendengar yah?” bentak sepatu itu.
“Maaf, kami kepanasan. Ngantuk lagi... hufffft...” Sepasang sandal jepit memang selalu kompak kalau berbicara, seperti koor. Kalau sepatu-sepatu biasanya yang satu cerewet, yang satunya lagi tidur.
“Hahahahahaa... pantas saja kupanggil sejak tadi tak mendengar. Oh... aku tahu, mungkin bos kalian sedang sibuk beri’tikaf. Sabar sajalah... hahahaa...” Sepatu kulit itu ketawa terpingkal-pingkal. Dan benar, satunya lagi lelap sekali tidurnya.
“Hei, sepatu sombong....!!! Diam kau! Terserahlah, bos kami mau i’tikaf atau tidur, terserah. Yang penting kami tidak ditinggal pulang. Hm...”
“Huaahhahhahhhaa...” Sepatu kulit itu tertawa kembali.
“Kau sendiri? Kenapa masih di sini? Aku baru lihat sepatu sombong kaya kamu sepi-sepi masih disini. Memang bos-mu kemana?”
“Bos-ku? Oalaaaah... mau tauu ajah. Asal kalian tahu ya, bos-ku itu bukan orang sembarangan. Bos-ku itu orang kaya. Uangnya buaaaaanyak!” katanya dengan angkuh.
“Woyy... bos-ku juga orang kaya. Lebih kaya dari bos-mu. Sawahnya di mana-mana. Kekayaan bos-mu itu Cuma seiprit dibandingkan kekayaan bos-ku. We’ we’ we’we’we’...” ledek sepasang sandal itu bersamaan meledek.
“Ya udahlah,,, bos kaya atau ndak, lha wong kita tetep dipake di kaki.” Jawab sepatu kulit sambil menghela nafas. Rupanya ia lelah adu argumen dengan sepasang sandal butut itu. Ya iya lah... secara dua sandal itu pada teriak-teriak bikin gendang telinga sepatu kulit mau pecah.
Beberapa saat kemudian... ketika dua pasang alas kaki itu tengah santai menikmati sepoi angin, seorang pemuda berpakaian koko yang kumal, kopyahnya berwarna hitam yang memudar berkilauan, melangkah keluar dari masjid.
“Sepatu kulit... sepatu kulit... itu dia bos-ku...” Seru sepasang sandal jepit. Teriakkannya memekakkan telinga. Kontan sepatu kulit melirik pemuda itu. Tatapannya bergidik ngeri.
“Hahahahaahha... bos kok jelek banget! Wajahnya mirip kalian berdua, Dal... kucel dan butut sebutut kalian...!!!” ledek sepatu kulit. Tapi sepasang sandal itu santai.
“Ueeeets... awas kualat kamu lecehin bos-ku.”
“Huuu...” Sepatu kulit itu mencibir.
Pemuda pemilik sepasang sandal butut itu turun dari pelataran masjid, lalu memasukkan dua kakinya pada sepasang sandal itu. Ia memandangi dirinya, sarung di bagian lututnya robek akibat jatuh karena terserempet Honda Jazz yang hendak berbelok ke arah masjid tadi ketika adzan kedua jum’at.
“Eh, sandal...! mau kemana kalian? Masa aku ditinggal sendirian? Duh... kemana lagi tuh, bos-ku....??!!!” sepatu kulit itu menggaruk-garuk hidung.
“Kami pergi dulu ya, Sep...” ucap sepasang sandal sambil melambaikan tangannya pada sepatu..
Pemuda itu melangkahkan kaki. Baru enam langkah ia lalui, ia tercekat. Ia menghentikan langkah kakinya.
“Sepatu... kalian mau ikut kami???” panggil sepasang sandal.
“Mau... mau... lagian bos-ku jahat banget sih, hhhuuuh!!!” rutuknya kesal.
Si pemuda membalikkan tubuhnya, menatap sepasang sepatu itu. Menghampiri dan memungutnya.
“Siapa pemilik sepatu ini? Padahal di dalam masjid sudah tak ada orang lagi. Ya Allah... semoga ini halal untukku. Amin...” pemuda itu membatin. Lalu ia membawa pulang sepatu kulit itu.
Selama di perjalanan menuju rumah, sepatu kulit yang ditenteng dan sepasang sandal yang dipakai pemuda itu tertawa senang bersama.
Allah Mahaadil, Mahapemurah, Mahakasih, Maha segalanya. Dunia yang berputar menjadikan seisinya menikmati berbagai anugerah yang Allah berikan. La Tahzan, Innallaha Ma’ana... Allahumma Shalli ‘Ala Sayyidina Wa Maulana Muhammad...
*****
Selang sepuluh menit kemudian, lelaki tampan berjas-dasi berputar-putar ke sekeliling masjid, mencari sepatu kulitnya. ketika Adzan kedua jum’at ia telah tiba di masjid, namun tak sempat mengikuti shalat jum’at karena tiba-tiba ia mencret dan ia harus menunggui wc berpuluh menit. Akhirnya dengan terpaksa ia berjalan ke arah Honda Jazznya yang terpanggang terik matahari di tengah-tengah lapangan parkir.

Zyadah A. Ishaque
23 Januari 2010

Minggu, 06 Februari 2011

Bulan sabit, Air dan Gerimis

Bulan sabit..
Tersenyum tulus, pada air yang jernih, bening tanpa keruh sedikitpun..
Lalu, jika gerimis.. Ia tidak bermaksud memudarkan terangmu di dirinya,
Hanya saja sabit itu menyematkan namamu dalam sedu-sedu doanya...

12/10/2010

Perjalanan Batin, [Kumpulan Status]

Bismillahirrohmanirrohim....



* Sesakit apapun hatiku terhadapnya, belum pernah kulewatkan ia dalam imajinasiku.. Terima kasih.. Tanpamu, kupikir tak mungkin ada coretan-coretan yang menurutku sangat berharga ini..



* Bersamamu, : Kuingin memacu gelombang, merenda masa depan..



* Pagiku gerimis. Tampak menahan perih mimpi-mimpi, doa-doa, tentang dirimu semalam.. Apa kabar, Oh, Dirimu, Paruh waktuku? Semoga Allah mengasih-sayangi setiap detak jantungmu.. Allahumma Amin..

* : Ittabi'iy ma fiy fu'adiki, la hawaaki.. [11 Desember 2008, BM]



* "Bila nanti, esok hari, kutemukan dirimu bahagia.. izinkan aku titipkan, : kisah cinta kita, selamanya.."

[Demi Cinta, Kerispatih]

Bersyukur karena Tuhan menjadikan cinta sebagai abstract noun.. sebab kalau tidak, bersiap-siaplah bumi pecah, lebur, menanggung beban cintaku. Padamu..



* ALLAH Maha ROHMAN dan Maha ROHIM :

>ROHMAN: Adalah belas kasih Allah terhadap seluruh makhluk, manusia muslim ataupun kafir. Diberinya mereka rizki dan segala kemegahan.

>ROHIM: Belas kasih dan sayang Allah terhadap manusia yang beriman saja. Tidak yang lainnya.



* ‎:: Gerimis di antara dua khutbah,

: Kusematkan namamu di setiap tetesnya,

: Kubisikkan namamu pada detik wangi ayat-ayatnya..



* "assalamu'alaikum..": lebih baik dari pd "selamat pagi../siang/sore/malam.." karna tidak ada batasan waktu. Kalau "selamat pagi../siang/sore/malam.." hanya trbatas pd waktu itu saja. Jika tak diucapkan lantas tidak selamat. Sebarkan 'assalamu'alaikum..!'



* Malam Jum'at, safinah-safinah berlayar. Jauh di depanku. Adalah Rahman dan Rahiim, menjadi Ghayatu Al-ikhtisharku malam ini. O, Rabb.. Sampaikan Zyadah L-Khairoh pada 'tujuan'nya.. Amin..



* Mencintai bukan semata-mata smpean dan saya selalu berdua, bahagia sampai lupa diri, Kak.. Menasehati juga termasuk cara mencintai. Nasehati saya jika saya telah melalaikan tugas saya,.. Saya tak ingin cinta kita yang terikat nama Allah mnjadi murka-Nya..

* Adududududuh.. Sakit penyakit cinta, Dokter dan Dukun tak maMpu bicara.

Adududududuh.. Sakit penyakit cinta, tiada obatnya hanya Si Dia..



* Senangnya jadi pelajar: Ongkos bus-nya murah meriah. Hehee..



* Jika ada yg mengejek kamu: "Huh.. Dasar, kamu mirip kambing!." jangan marah, katakan saja padanya, "Dari pada kamu, mirip manusia!" [alternatif kecil menetralisir emosi.]



* ‎"Sayangilah semua penduduk yang ada di bumi.. Maka kamu akan disayangi oleh semua penduduk yang ada di langit.." I Love You All..



* Seseorang yg mengawali paginya dg shalat subuh, maka berkahlah apa yg ia lakukan dalam hari itu. Seseorang yg shalat subuhnya di awal waktu, maka Allah membangunkan rumah emas di Surga.. Hayo.. Ciapa yg ga shalat subuh..?? Shabachul Khair.. Met pagi..



* Kutanya sekarang, : Sebenarnya apa yang mampu mengendalikan cinta? Kenapa pikiranku seperti terlalu jauh melangkah? Dia tak menyeretku. Tetapi mengajakku dengan kehalusan dan kelembutan yang bagiku belum saatnya kutapaki... Bimbing Zyan, Ya Rabb..



* "O, Allah, mohon kobarkan api semangat dalam jiwa hamba. Semangat belajar, semangat ukhuwwah, semangat 'ibadiyah, dan semangat-semangat berbuat kebaikan.. Allahumma Amin.."



* Ingin ke astah eMbah dan, : "eMbah, perkenalkan, ini suami Zyan.. Namanya "............" ..." [wihihi.. Menghayal..]



* ::: Karena salah satu cara untuk mencintai Tuhan adalah dengan mencintai makhluk-Nya, dengan mencintai sesama makhluk hati akan lebih terbuka dan menyerap pesan-pesan ilahiyah. Dan cinta sejati... tak akan sirna walau tak bersatu.. [Cinta Sang Sufi]



* ::: Mama bilang masa SMP itu masa yg penuh keLUCUan. Masa SMA itu masa yg penuh keSERUan. dan KULIAH itu masa yang penuh keHARUan. DAn aku, keburu lulus KULIAH... Ingin mengenang masa SERU ini,, masa yang nyaris SERU karena nama-namamu itu...



* ‎[Rhoma Irama; Citra Cinta] Begitulah Tuhan meletakkan nilai cinta dalam kesucian... jadi jangan kau menyalah gunakan sebagai pemuas nafsu setan... dan juga janganlah cintakau jadikan alat pembuat kerusakan... Bila datang rasa cinta hati-hati dan waspada, jaga, pelihara serta kuasainya.. sehingga sampai waktunyalah bagimu berdua, bila biduk cinta tiba rejeki kita...



* Aku tersesat di Sidogiri... tolong aku ya Rabb... ketersesatan ini membuatku tak ingin kembali lagi...



* Allah, membentangkan Kasih-Nya seluas yang kita mau : adalah ketika kau telah menemukanku, dan aku menemukanmu. Ketika itulah, kau dan aku menjadi aku dan kau.. (Oh, Allah, tiba-tiba jiwaku berdesir mendengar namanya disebut)



* ‎: keistimewaan memakai pakaian/baju yg sudah usang, 'Lajuh', yaitu kita akan kembali pada masa lalu dan kenangan-kenangan indahnya..



* Percakapan di telfon yang sering terjadi : "Maaf, ini adiknya Aisyah, ya?" - "Iya benar.." - "Siapa nama sampean?" - "Zyan." - "Siapa? Dyan?" - "Zyan." - "maaf, ga denger, Ryan?" - "Zyan." - "Hah? Apa? Fyan?" - "Zyan,.." - "Jihan?" - "Duuuh.. Pake Zed.. VWXYZ, Zyan.." Jawabku agak nyaring. "Oh.. Zyan.. Iya.. Iya.. Hehe....." [ck..ck..ck.. Aneh..!!]



* : : Meliburkan diri dari sekolah sehari saja...



* "HelloouW... Nona.. Sadar gak sieh ini zaman apaa?? Ya.. Ya.. Shaleh Spiritual juga butuh teman dalam bergaul.. Silakan saja anda muter-muter di lingkaran 'kecil' fanatisme.. Setelah itu terserah anda.. ^_^.."



* Cinta yang dewasa adalah cinta yang mengantarkan kita pada kebaikan hidup.. ^_^



* Masa remaja ternyata menyenangkan. Segala sesuatunya pasti berlabel "FOR TEEN".. Selalu ceria.. Ehm.. Kalau gini aku ingin seperti Edward Cullen.. Teenager selamanya.. Tapi,,, Ya.. Allah jadikanlah hamba remaja yang mampu membedakan kebaikan dan keburukan agar tidak ada penyesalan di kemudian hari... Amin..



* ^^Jika kamu memiliki hati Qana'ah maka kamu dan orang yang berharta adalah sama..^^



* Kusadari semua yang pernah terjadi,Bahwa hambatan untuk berdekatan denganmuMuncul dari kekerdilan dan ketakutan dalam diriku. [Jurnal Mary Haskell 12 Juni 1912]



* [sighat ANKAHTUKA - QABILTU] ....perihal yang mudah mengubah kehidupan manusia menjadi 360 derajat dari sebelumnya. Setelah itu kegelisahan cinta dan rindu menjadi sumber mata air pahala yang mampu meruntuhkan dosa-dosa kecil.



* Salah satu dari 5 Obat Hati adalah selalu BERKAWAN dengan ORANG SHALIH. Semoga kita semua bisa saling menjadi Obat Hati bagi sesama. Allahumma Amin.. Salam Ukhuwwah Islamiyyah.. >,<



* Jendela kamar dibuka lebar-lebar : "Nyamuk-nyamuk.. Monggo.. Silakan masuk.. Temani Zyan nyanyi.. Ya.. Ya.. Aaduhai.."



* Semakin kaya semakin banyak yang diinginkan. Padahal hidup sederhana lebih menenangkan jiwa asal kita mau bersikap qana'ah...



* Semoga kita diberi kemudahan oleh Allah untuk menyibak segala petunjuk dan diberi kemudahan untuk mengamalkannya. Sehingga kedekatan kita dengan Allah bukan hal yang sulit.



* Ya Allah.. Dekatkanlah kami kepada orang-orang yang dekat kepada-Mu, sehingga keberadaannya mampu mendekatkan kami kepada-Mu. Amin..



* Aku menunggu lelap bersama selimut tipisku disini. Pikiranku melayang ke tempatmu, seperti kulihat kau tengah menggigil kedinginan sementara tubuhmu demam. Ingin kukompres dengan air hangat kuku lalu menyeduhkan wedang jahe hangat untuk kau minum.., kusambut senyum hangat yang hanya kau persembahkan padaku.. Ah, itu indah, Tuhan..



* Ya Allah.. Mohon Jadikanlah jilbab yang selalu kami pakai sebagai cahaya keimanan kami.. Amin..



* "Aku melepasmu dengan hati tersenyum lagì ridha.." [14 maret 09, inisial BM]



* Cinta karena DASI, akan segera BASI.

Cinta karena GINCU, akan segera LAYU. [Rhoma Irama, Dasi Dan Gincu]



* : : tahukah kamu? Selama ini aku mencarimu ke seluruh parkir-parkir kesunyian. Tapi begitu kau hadir, aku ingin mundur, aku ingin menangis.. Andai kau telah pasti menjadi kehalalan bagiku kelak, maka sejak itu aku mulai menangis.. : :



* Seperti hendak singgah

Tampak tak ingin tetapi ingin

Padahal secangkir teh dan mendoan telah siap kuhidangkan,

Beberapa saat, begitu bayangmu mulai mendekat...


...: Selamat soree.. Semuanyaa.., semoga hari ini penuh kesan baik..



* Tiba-tiba jantungku berdegup lebih gawat dari pada biasanya, ada apa ini..???! : Selamat Menempuh Hidup Baru, Zyadah. Hidup dimana rindumu itu semakin tidak biasa. Selamat menikmati..



* ‎: : Cermin itu menatapku, dan JERAWAT mungil di dagu itu berkata, "Zyadah, kalau kau tak ingin aku mengganggumu, jangan rindukan dia lagi..." dan Tahi lalat di sebelahnya malah ngakak hingga terpental-pental.. : :



* : : Luka itu, seperti sedang memulihkan dirinya sendiri dengan waktu yang berlalu, membawa wajahmu : :



* Pagi ini, seragam putih berbedge OSIS, jilbab putih, rok hijau NU, kotak pensil, text-text ilmu : tersenyum hangat padaku. Di kelas sahabat-sahabatkupun telah siap menantiku.: : Kawan-kawan.. Hari ini hari pertama Zyadatul Khairoh masuk sekolah. Mohon sambungan doanya, ya.. Agar hari ini perjalananku sukses, lancar, be...bas hambatan sampai tujuan. Amin.. Terima kasih.. ^_^



* 087857930008, beberapa bulan lalu hape_Q yang hilang, sudah Q_ikhlaskan. Kemaren Q misscall, ternyata aktiv. Bikin Q ga ikhlas aja. Itu nomor kesayangan_Q .. Huuuh..



* Aku mencintaimu: jika kau izinkan. Tapi jika tidak, baik,.. Aku tidak akan mencintaimu.

Asal kau beri aku kesempatan untuk menetralisirkannya. Jangan bunuh aku.



* Menikah, bukan suatu pilihan. Tetapi tangga kehidupan untuk mencapai titik teratas sebuah penghambaan. Kudoakan dirimu selalu, dalam linangan doa berharap pernikahanmu menjadi penebar rahmat bagi seluruh alam.. Amin,



* ‎: aku percaya cinta. Ia akan datang pada jiwa-jiwa yang tidak menodai dirinya.



* Lama banget ga naek becak pribadi. Ehm.. Bagiku naek becak itu punya kesenangan tersendiri...,

temen-temen cObain ajah., pasti pengen lagi.. Pengen laaagiy, :p



* Pagi ini begitu damai.. Aroma wangi kamar tidurku mengingatkanku padanya 6 bulan yang lalu. Andai dia masih disini, tentu kamar ini akan lebih wangi dari saat ini...



* Malam ini aku bahagia.. ^_^ seharian penuh tempat-tempat dimana Nama dan Ayat-ayat Tuhan diserupancangkan, Sabda dan Cinta Rosulullah ditebarkan diperlihatkan Oleh Allah padaku.. Semoga membawa berkah. Terima kasih, duhai jiwa-jiwa yang dalam hatinya bersemayam Nama Allah..



* Rumah-rumah, pepohonan, terik mentari, adalah masa laluku saat ini. Dan jiwa bercahaya itu, membuatku kembali berani bermimpi, menjadi masa depanku..



* Sesak aku terbangun. ,dan bayangmu lenyap dariku...



* Lelah sekali. Aku benar-benar mengantuk. Ingin tidur.

Aku ingin tidur lelap di masjid yang ramai di dalamnya membaca Barzanji..

Bimbing aku, Duhai Tuhanku..



* ‎: KERPEKKERAN yang mU BAcK tO SCHooL.. Taq siYaaaaaa..Ph,



* Tuhan.. Bangunkan Zyadah 250 ayat sebelum adzan subuh dikumandangkan...



* Kepalaku seolah mau pecah. Hati dan jemari tiba-tiba terasa sangat perih serasa ada yg mengiris. Segala sesuatu yg ada di atasku seperti hendak jatuh menimpaku. Dan batinku, bergemuruh sebagaimana sebuah desa yg damai ditimpa badai. O, Ada apa Ya Tuhan..?



* ‎~Ustad Zyadah bilang: Kalau kau ingin rumah tangga yg sakinah, maka menikahlah dg orang yg belum pernah menjadi pacarmu. [kenapa Ustad?]. Karena ia(pacar kamu) telah membiarkanmu berbuat maksiat sebelum kamu menikah dgnya.. ~: Semoga kita mampu menjaga diri.. Amin...



* “..ya, aku baik-baik saja, rinduku 'sedikit' mereda, begitu kudengar suara teduhmu, Sayang..”



* ‎"...menghapus bayanganmu dengan penghapus karet, ternyata bisa..."



* Sampean boleh bersikap sombong sama saya. Saya memang tak punya apa-apa yang sampean punya. Tapi maaf, sampean juga tak pernah punya.. Apapun yang saya punya. Terima kasih. Selamat malam.



* Dirimu adalah senja. Jingga yang terus menciptakan pelangi bagi mega-mega seumpama ketika memudar. Mentari memang tenggelam di balik bebukitan. Itu karena kau akan menikmati berjuta pesona bintang dan rembulan di tepi-tepi gelisahmu. . .



* Saudara-saudariku, mohon do'a barokahnya. Orang yang paling aku sayangi sedang berjuang melawan penyakit kronis.. Mohon do'a kesembuhannya ya.. Jazakumullah.. Terima kasih..



* Siang ini langitku merintikkan gerimis. Dan kaca hatikupun mengembun. Menemani paceklik hati dalam mendung-mendung kerinduan... Ah, semoga..



* Perang bathin yg memilukan... Semoga segera berakhir,



* Cumaaa.. Kamu..! Sayangku di duniaa ini.. :D



* Aku terperangah. Harapan-harapan itu membungkam membingkai fatamorgana. Peri..h rasanya. Aku harus bagaimana? Sementara detak-detak ini semakin erat memeluk namanya, O, Tuhan, bimbing aku melepas sesuatu yg bukan milikku...



* Allahu Akbar.. Allah semakin menampakkan Kasih Sayang-Nya yang Besar.

Selamat bagi jiwa-jiwa yang Osteoporosis khusyuk dan puas menerima kemenangan...

Usap airmata kita, Bulan Ramadhan tahun depan Insya Allah tetap kita nikmati... Allahumma Amin..



* ‎09 September, Ulang Tahun Ayah yang ke-60 tahun.



* Pakai lagu SYAHDU Bang Rhoma :

Ω Sholatullah Salamullah 'Ala Thaha Rasulillah

Ω Sholatullah Salamullah 'Ala Yasin Habibillah

Ω Tawassalna Bi Bismillah Wa Bilhuda Rosulillah

Ω Wa Kulli Mujahidi Lillah Wa Ahlil Badri Ya Allah...



* Cukup..!

Sejatinya hatimu itu bosan tiap kali kau sebut namanya. Hanya saja kau tak menyadarinya.

Mulai saat ini hentikan detak-detak harapan itu..

Kau masih belum cukup dewasa untuk terbebani perasaan sakit itu, Zyadah..



* Semoga kita menjadi wanita yang pandai menjaga diri... Amin.



* Embaaaa... ZyAn cek kerr0ngngAh... Du..kAh..



* Hidup, : meninggalkan dan yang ditinggalkan.



* Sinar temaram mentari menghangatkan dedaunan sore yang sejak tadi diguyur gerimis. Saat-saat seperti inilah keinginanku untuk terus di sisimu semakin tak dapat ditawar lagi..



* Allahumma,

Perlihatkanlah kepada kami kebenaran yg benar adanya..

Dan berilah kepada kami kemampuan mengikutinya...

Dan perlihatkanlah kepada kami...

Yang bathil itu bathil adanya...

Dan berilah kepada kami kemampuanUntuk menjauhinya..

.: Iyyaka.. Wa Iyyaka... Ihdinaa,



* Semua manusia dipersilakan dan diperintahkan utk memperjuangkan keyakinan akan cintanya. Walaupun pd akhirnya mereka harus merelakan takdir yg berjalan, seburuk apapun itu. Jika penderitaan adalah hal yg alamiah, maka ketegaran harus menjadi sunnatullah..



* Rindu tak bertepi,

Kau tahu? Malam ini hingga gerimis aku memikirkanmu. Keberanianku menyebut-nyebut namamu membuatku

semakin tak berarus. Ya sudah, mungkin dari langit kelopak-kelopak malaikat yang akan memayungiku..

Selamat malam..



* ‎: Ing Ngarso Sung Tulodo[di depan memberikan uswah hasanah]

: Ing Madyo Mangunkarso [di tengah membangkitkan semangat]

: Tut Wuri Handayani...[di belakang memberi dorongan]

®Ki Hajar Dewantoro



‎ . . . . . . . . . . . . . . .Cinta kumabnikan padamu.



* #PESAN TERKIRIM# : "Kak... Kapan mau pulang? Barusan adik mual-mual. Ga bisa makan. Jendela2 sudah adik tutup.. Tapi tetap kedinginan... Adik ga bisa tidur... Mungkin karena ga ditemani kakak. Kakak cepat pulang... Adik cinta kakak.."



* Ya Allah, Surat Almuzzammil kembali melengking merdu dari Hape Mb' Hanun. Bayangan tubuhnya membuatku terperangkap dalam rasa yg saat ini tumbuh kembali. Pastikan, Tuhan. Jika pemuda itu bukan jodohku, buat aku biasa saja padanya...



* Islam, Ilmu, rizki, kesenangan, istri shalih, suami shalih, silaturrahim, makanan dan minuman nikmat, tidur pulas, mimpi indah, mimpi terwujud, semangat bekerja.. : Fabi-Ayyi Alaa-i Robbikumaa Tukadzdziban.

[M-A: Dan, akal yang terus berlari, degup jantung tak henti-henti, arus darah, ruas-ruas tengkorak, sensor mata, telinga, hidung, lidah, lambung, jaringan saraf, paru-paru, tarian jari-jemari, dan semesta organ tubuh, terakhir, untuk perisai kita... abadi, iman, terima kasiiiih mendalam.. Ya, Fabi-Ayyi Alaa-i Robbikumaa Tukadzdziban?]



* Oh, rupanya kursi dan burung camar itu telah menanti kedatangan kita, sayang...



* Ya Allah... Mohon lindungi masa remajaku...



* Fatahajjad bihi Nafilatan laka : : Tehnik mereparasi jiwa



* Menata kembali serpihan kisah, : Hingga malam semakin larut

: Aku masih tak penat juga

: Menekur jalan yang kita tempuh

: Sekedar menepis rasa gelisah...

: Walau diri berhias senyum

: Namun hati tak pernah tentram

: Dan sering datang perasaan lain,

: Tentang kejujuranmu kepadaku...



* Idul Fitri: Pengen ketemu Bak Apok.. Makan sepiring berdua.. Rujak'an.. Curhat2an.. Ketawa dan nangis bersama.. Nonton Cinta Fitri.. Ah, kebahagiaan berkumpul dg saudara2 terkasih ternyata tak dapat ditukar dg apapun.. Ba' Ichaa... Kau merasakan itu juga kaaan?



* Aku udah makan banyak... Tapi koq ga gemuk-gemuuuk?! Masa' ya, tiap ada angin kencang tubuhku 'terombang-ambing' hiiii..hkah!! Capede..h,



* Subuh demi subuh telah terbiasa kulalui tanpamu. Tapi entah, sulit rasanya saat ini menahan kembali rindu yang seharusnya kau obati. Kenangan itu terus berkelebat di antara dzikirku... Ah, aku merindukanmu, sayang...



* Pengen berenang di kolam NutriSari dingin.. HuWaaaa...



* @NUZULUL QUR'AN: Inilah mereka di bawah langit-Mu. Akupun begitu, serasa sendiri kunikmati..

[Kumemujamu.. Melalui lagu nada indah, untukmu.. Oh Wahai Pesonaa...]



* Malam ini, Ingin menangis hingga tulang belakangku hancur. Tapi jangan, Tuhan. Terus bimbing aku menuju alam kedewasaanku pada-Mu.. Agar kami benar-benar bahagia benar...



* As Reminder : Aku bahagia berkawan dengan Orang-orang Kaya penggenggam dunia, karena di situ aku yg paling miskin. Aku sedih berkawan dengan orang Alim ahli ibadah karena di situ aku yg paling bodoh. | Zyadah |



* ‎@ Membiarkan kuku mengetuk-ngetuk lantai. Menari, menangis pilu..

Ψ Hanya namamu, di hatiku..

Ψ Jiwa dan raga tak kan berdusta,

Ψ Namun terkadang cinta terusik benci sesaat,

Ψ Seribu musim, tak kan bisa...

Ψ Menghibur hati, yg penuh marah......

Salam Rindu,



* Papa baru saja datang dari undangan tahlil. Mama bertanya, "Kok sudah datang, Pa? Tidak makan di sana?".

Papa tersenyum dan menjawab, "Es puding di sana benar2 lezat, Ma. Tapi entahlah,.. Makanan di rumah yg mama masak benar2 tak tergantikan kelezatannya..". Mama tersenyum sembari menyiapkan nasi dan lauk pauk untuk Pa...



* Dengarlah, aku menyanyi dalam sunyi:

Denting yg berbunyi dari dinding kamarku

Sadarkan diriku dari lamunan panjang

Tak teraba malam kini semakin larut..

Kumasih terjaga.,..

Sayang kau di mana aku ingin bersama

Aku butuh semua untuk tepiskan rindu,



* Dari Abu Hurairah "Tiga macam yang kesungguhannya sungguh dan senda guraunya juga menjadi sungguh. Yaitu :1. Nikah.2. Cerai.3. Raj'ah." [HR. Abu Dawud, Tirmidhi dan Ibnu Majah]Kepada para laki-laki, hendaknya berfikir lebih dahulu sebelum bertindak sebelum berakibat fatal. [www.omataoh.com]



* "Ya Allah, Ya Tuhan kami... Anugerahkanlah kepada kami, pasangan kami, dan keturunan kami sebagai penyejuk hati kami, dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertaqwa." Allahumma Amin..



* @makam KHR. Syamsul Arifin dan KHR. As'ad Syamsul Arifin. Allahumma rhamhuma. | di kuburan lain: koq pancet ditumbuhi pohon cempaka ya?[Bahrul Shodiq; cempaka bahasa maduranya compakah = compo'na oreng bangkah -

Muhammad Al-Faiz; Krn Pohon Cempaka-lah yg paling sering n tak henti2nya berIstighfar u/ si mayit,]



* Trotoar itu makin menepi : ketika mendapati wajah cahaya yang menelungkup di antara raka'at-raka'at Tarawihku.



* Ya Allah.. Mohon jadikan jiwaku selalu merasa nikmat berada di sisi-Mu...



* Diamlah. Biarkan sunyi menikung tajam.. Kunikmati sendiri, meski berulang tabrakan beruntun imajinasi. Kesal.. Perih..



* Wa qarabatun ba'iydatun 'anhu mimman fiy nasabihi; awla min qarabati qariybatin au ajnabiyyatin, lidla'fis syahwati fil qariybati fa yaji-ul waladu nakhiyfan.. Wal qaribatu man hiya fi awwali darojaatil 'umuumati wal khu'ulati. [hehehee.. Pantesan Zya gak gemuk-gemuk... Ehm!! Ternyata karena itu tho... Hihiy..]

Sukorejo, 25 Oktober 2010

Melumpur

Debu-debu itu,
: melumpur
Dan aku, adalah
Lautan yang mendarat
Debu-debu itu,
: membubung, memanas
Dan aku, adalah
Lautan yang mendarat..


Sukorejo, 11 November 2010

Masih Ada

Bukan bimbang
Bukan luka
Bukan pedih
Bukan sepi
Bukan galau
Bukan gelisah
..
Tetapi aku mencari
Pilu.
: Kau, yang menyesaki lorong pernafasanku

Perjalanan November, 25, 2010

Nenek Tua dan Gulali

Di perempatan jalan barat
Gerimis turun menyayat debu

Nenek tua itu,
Menata gulali dan kepingan logam
Manis pahit harapan
Ia layangkan ke langit
Lalu turun dari langit
Memungut rintik
Yang kemudian menderasinya
Dari segala arah

Barokallahu Laha, Amin..

| Sukorejo, Desa yang mengota. Angkuh tawadhu' kehidupan, 01 Shafar 1432 - 06 Januari 2011

Sedap Malam



Di antara isya' dan subuh
Doadoa barakah
Melepas rindu

Di antara isya' dan subuh
Sujudsujud surgawi
Membuka hijab

Di antara isya' dan subuh
Adalah sedap malam
Aku dan dia,
Bertilawah kepada-Nya..

| Sukorejo, Desember 2010

Pemulung dan Cacing

Ia adalah pemulung
Yang mengais sampah organik
Pagi dan petang sampah ia telan
Lapar tak lapar
Sampah ia telan

Mencakar-cakar tanah
Seperti serigala ia menjilatjilat punggung ulat

Ia adalah pemulung
Yang mengais sampah anorganik
Menimbunnya di saku jinjing

Pagi ia cakar
Petang ia papar
Pada perutperut lapar
Yang mengaum dengan kerongkongan sempit

Sampah di saku jinjing
Tak membusuk tapi merusak
Serakah dan pongah

Ia adalah pemulung
Menumpuk sertifikat ulung
Panas dingin pundipundi kosong mengerut
_ _
Hei pemulung...!!!
Sudahi pekerjaanmu
Pohonpohon hijau di sekitarmu
Akan tumbang menumbangimu

Hei pemulung...!!!
Sudahi pekerjaanmu
Kalau kau tak ingin garuda mematuk leher busukmu
Sudahi pekerjaanmu
Lalu robekrobek jas dan dasimu
Asal kau tahu, mau tak mau
Sampah organik dan anorganik yang kau lahap
Akan mengulat dan mencacing di kelaparanmu
...

Sukorejo, 15 Januari 2011

Ra Ka Dan Shalat Berjama'ah

Jum’at adalah hari kemerdekaan bagi para santri di Ponpes Darussa’adah. Selain libur ke madrasah, semua kegiatan diliburkan termasuk libur kegiatan ekstrakulikuler. Jadi semua santri baik putri maupun putra bebas beraktifitas apa saja. Ada yang baca novel, komik, majalah, dengerin musik, dan kegiatan bermacam-macam lainnya.
Eits, kebebasan itu dikhususkan bagi santri yang tidak punya tanggungan sanksi pada pesantren. Bagi santri yang memiliki pelanggaran atau melanggar peraturan pesantren pada hari-hari lain maka inilah saatnya menebus kesalahan yang para santri lakukan. Ya, pelaksanaan Ta’zir dilakukan hari Jum’at.
Setiap ta’ziran tentu telah disesuaikan dengan peraturan yang dilanggar. Semisal bagi yang tidak piket halaman maka hari ini disanksi membersihkan beberapa wc yang telah ditentukan, bagi yang bolos sekolah diserahkan kepada pengurus madrasah untuk mendapat kebijakan sanksi, bagi yang tidak shalat berjama’ah disanksi mengaji ke dhalem setiap ba’da Isya’ selama seminggu. Yang terakhir ini pelanggaran yang paling ditakuti santri. Jarang sekali santri yang melanggar dari peraturan shalat berjamaah. Karena shalat berjamaah merupakan peraturan pertama yang telah ditetapkan sejak berdirinya pesantren ini oleh pendirinya, yaitu Almaghfurlah Almarhum Kiai Miftahul Arifin. Beliau menanamkan shalat berjamaah selain kepada para santrinya juga kepada keturunannya yang ada. Seluruh elemen santri baik pengurus atas sampai santri baru selalu saling bahu-membahu untuk menegakkan sholat berjamaah lima waktu. Saling menasehati, jika ada yang tertidur maka yang lain membangunkannya. Selalu begitu.
Tiga Jum’at minggu lalu tidak ada satupun santri yang mengaji di dhalem karena tidak sholat berjamaah. Kiai Hasanie Sang Pengasuh betapa membanggakan keadaan ini. Bersyukur kepada Allah, dan terus menghimbau kepada seluruh santri untuk mempertahankan sholat berjamaah yang mulai menjadi prinsip bagi seluruh santri.
Namun berbeda pada hari jum’at ini. Seorang santri putri harus mengaji ke dhalem karena tidak sholat berjamaah satu kali. Ya Allah, Maya tidak percaya harus melakukan ini. Kenapa kemarin Maya melanggar?
Malam harinya, setelah Isya’...
“Maya, kenapa masih di sini? Sudah sana cepat ke dhalem. Tadi Ibu sudah matur ke Bu Nyai, barangkali Bu Nyai Sudah menunggu kamu. Cangkolang kalau membuat Bu Nyai menunggu...” Kata Bu Husnul pelan padaku. Bu Husnul adalah wali kamarku.
“Ba..baik, Bu... Maya segera ke dhalem...” Jawabku lesu. Jantungku berdetak sangat cepat. Tidak siap rasanya untuk berhadapan dengan Bu Nyai untuk sebuah pelanggaran. “Permisi, Bu... Assalamu’alaikum...” Kataku lalu beranjak dari tempatku setelah mencium tangan Bu Husnul.
“Wa’alaikum Salam...” Jawab Bu Husnul.
*****
Sesampainya di dhalem...
Di pendopo Bu Nyai Fadilah tampak duduk di sofa dengan anggun. Bibirnya bergerak seperti sedang wiridan. Wajahnya yang awet muda sangat cerah memancarkan cahaya keimanannya. Maya yang tiba segera mencium ta’dhim tangan Bu Nyai Fadilah lalu dipersilakannya untuk segera mengaji.
Maya pun mulai membaca Alqur’an. Suaranya yang merdu, pelafalannya yang fasih membius pendengarnya. Maklum, selain berparas cantik dan manis plus sikapnya yang kalem, Maya memiliki bakat Qari’ah sejak kecil sebelum menjadi santri di pesantren ini.
Jam menunjukkan pukul 21.15 suara Maya mulai serak. Selama dua jam membaca Alqur’an ia telah menuntaskan lima juz dari Alqur’an.
Bu Nyai keluar dari dhalem...
“Sudah mengajinya... dilanjut besok malam saja...” Kata Bu Nyai begitu melihat Maya yang tengah menguap tanpa sengaja. Duh,,, payah nih, Maya... masa nguap pas barengan dengan kedatangan Bu Nyai...! hihi,
“Shadaqallahul ‘Adhim...” Maya pun mengakhiri. Lalu melanjutkannya dengan doa Rahmat Alqur’an dan Shalawat Nariyah. Setelah itu ketika hendak beranjak dan mencium tangan Bu Nyai, Bu Nyai menahan Maya sebentar,
“Siapa namamu, nak?” Tanya Bu Nyai. Maya duduk bersimpuh di sisi Bu Nyai.
“Maya, Masruroh Yafie...” Jawab Maya. Iya... Nama Maya itu Masruroh. Lalu disambung dengan nama Ayahnya, Ali Yafie, jadi Masruroh Yafie lalu disingkat jadi Maya. Hihie, lucu...
“Dari mana asalmu?” Suara Bu Nyai yang hangat menelusup ke telinganya. Membuatnya teringat akan ibu di kampungnya.
“Traktakan Bondowoso...” lagi-lagi Maya menjawab dengan suara dan nada sehalus mungkin.
“Saya suka suara dan kefasihanmu dalam membaca Alqur’an, Nak... suaramu indah. Mendalam pemaknaannya. Saya yakin kamu membacanya dengan tulus...” kalimat yang terlontar dari bibir orang yang dita’dhiminya ini begitu menyayat keangkuhan jiwanya. Jantungnya berdebar hebat.
“Amin... terima kasih, Bu Nyai...” jawab Maya pelan. Rasa kantuk yang semula menyergapnya kini lenyap begitu saja.
“Kenapa kamu tidak sholat berjamaah?”
“Iya, saya tidak sengaja tertidur di ruang keterampilan ketikan hampir dhuhur. Ketika itu ruang keterampilan tidak di kontrol...” Maya pun menjelaskan sedikit panjang dan sedikit lebar alasannya tidak seholat berjamaah pada Bu Nyai.
“Oh, Ya sudah, Maya... sudah larut malam. Kamu boleh kembali ke asramamu. Jangan lupa besok malam ke sini lagi...” Kata bu Nyai dengan sumringah.
“Inggih Bu Nyai...” Maya pun mencium tangan Bu Nyai “Assalamu’alaikum...” ucapnya lalu beranjak meninggalkan dhalem.
“Wa’alaikum Salam...” jawab Bu Nyai lalu beringsut meninggalkan pendopo ke dhalem. Dan beberapa saat kemudian lampu pendopo telah mati, bertabrakan kontras dengan lampu yang hidup di salah satu kamar dhalem yang jendelanya menghadap taman di depan pendopo. Kamar salah seorang putera Bu Nyai Fadilah.
*****
Paginya di Madrasah Tsanawiyah tepatnya kelas II A.
“Hari ini apa benar Nahwu ada ulangan, Mi?” tanya Maya pada Ami, teman sebangkunya.
“Hahahahaa... Ngawur kamu, May...!” jawab Ami santai sambil menulis di buku catatan Nahwunya.
“Eh, ada nggak?”
“Ya ga ada lah... belum juga ganti Bab. Masa dah mau ulangan... kenapa?”
“Kamu tahu nggak? Tadi malam sampe jam setengah dua belas aku pontang-panting belajar Nahwu yang kupikir ada ulangan.....” Maya jadi lemas.
“Weleh... weleh... dasar kamu aja yang kerajinan, kok belajar sampe larut gitu...?”
Tiba-tiba Ika, teman yang duduk di belakangnya menyahut...
“Lho, kamu ketinggalan berita, Mi...? Maya kan ga sholat berjamaah, otomatis ngaji di dhalem tadi malam. Hihi...”
“Yang bener kamu, May...?” Tanya Ami lagi.
“Ehm-hm... kapok aku dah, Mi. Bener-bener takut ketika ngaji di hadapan Bu Nyai Fadilah...”
“Sama, Uiii... aku juga takut-takut seneng. Hhahahh...” sahut Ika lagi.
“Yee... seneng kenapa, memang?” tanya Ami.
“Nih, ya... denger, aku TAKUT karena ngaji di hadapan Bu Nyai Fadilah. Trus SENENG karena bisa ngeliat Lora Kafka yang cuakep, keren, imut, mirip Kim Bum... duh..... kah.” Jawab Ika cengengesan.
“Masya Allah... kirain apa kamu, Ik... Ik... hati-hati, Uii... ntar kualat... beliau itu guru kita. Jangan tinggi-tinggi deh, kalo mimpi. Ntar jatoh lagi...” tandas Ami memberi alarm kesadaran. 
“Ami, Ika... Kalian ga jawab salam Ustadah Alifah...” Bisik Maya.
Ami dan Ika baru menyadari kalau Ustadah Alifah, pengajar Nahwu telah datang. Beberapa menit kemudian pelajaran Nahwu pun dimulai.
*****
Malamnya...
“Assalamu’alaikum...” Maya mengucap salam di depan pintu dhalem yang memang selalu dibuka lebar-lebar.
“Wa’alaikum Salam... Maya?” Jawab Bu Nyai dari dalam dhalem.
“Inggih...” Jawab Maya pelan.
“Ya sudah, dimulai saja mengajinya...”
“Inggih...” Maya pun memulai mengaji. Sejurus kemudian, tiba-tiba suara bising menyerbu gendang telinganya. Suara yang sangat keras. Memekakkan telinga. Suara itu muncul dari kamar Ra Ka, seperti suara gitar bas. Suara gitar itu membuat Maya menghentikan bacaan ayat Alqur’annya. Tidak konsentrasi.  beberapa saat kemudian dari tirai putih yang agak transparan Maya melihat sesosok bayangan melintas. Bayangan perempuan. Sepertinya Bu Nyai Fadilah. O, rupanya Bu Nyai menyuruh Ra Ka untuk menghentikan permainan gitarnya karena mengganggu bacaan Alqur’an Maya. Suara gitar itu pun berhenti. Kembali sunyi.
Tak berapa lama Bu Nyai Fadilah tiba-tiba muncul...
“Maya... mulailah mengaji....” Kata Bu Nyai tiba-tiba.
“Ehm..e,,inggih, Bu Nyai...” Maya jadi gugup dibuatnya.
Maya pun melantunkan ayat-ayat Alqur’an dengan tartil. Suaranya melawan malam yang dingin. Menghangatkan kelopak-kelopak bunga di taman yang kedinginan. Sementara itu di kamar Ra Ka...
Ra Ka memandangi perempuan yang sedang membaca Alqur’an di pendopo itu dari balik tirai di kamarnya yang sengaja digelapkan. Ia terpaku menikmati suara Maya. Keteduhan suaranya nyaris membuat jiwanya teragagap. Ayat-ayat Tuhan yang ia bacakan menyihir nafsu-nafsu pemberontaknya.
*****
Beberapa hari kemudian... Dini hari...
Enam pemuda di pos ronda kecil yang berada di tepi pertigaan jalan bernyanyi dengan suara sumbang dengan petikan gitar amburadul tak beraturan. Mata mereka menyerang kantuk dengan kopi pekat berasap. Entah apa yang mereka nikmati. Kegetiran menerima kenyataan hidup yang jauh-jauh dekat dari Tuhan. Namun hanya Allah yang Tahu jarak antara Dia dan hamba-hamba-Nya.
“Ra Ka, sudah jam 3. Sejam lagi subuh. Ga mau pulang ke rumah? Nanti Umminya khawatir. Kasihan...” Kata Samsul pada Ra Ka yang sedang sibuk memutar-mutar senar gitarnya. Ra Ka mengangkat wajahnya. Sedikit terperangah.
“Nanggung, Sul... Aku mau pulang subuh aja...” Jawab Ra Ka kembali menyibukkan diri dengan senar gitarnya. Keempat teman yang lainnya hanya saling berpandangan. Ra Ka memang misterius. Sulit ditebak.
*****
Begitu memasuki ruang tamu, udara hangat yang ia rasakan. Tangan kirinya menyandangkan jaket di pundaknya sementara tangan kanannya menenteng gitar oblong berwarna hitam miliknya.
Ia melangkah pelan tanpa suara. Tiba-tiba...
“Nak... dari mana saja, Kafka? Kenapa baru datang?” Tanya Ummi serta merta mendekapnya. “Kau baik-baik saja, kan? Sudah makan? Mandi dulu ya, Ummi sudah siapkan air hangat untukmu...” Kata Ummi pada putera kesayangannya, Ra Kafka. Begitu Ummi melepas pelukannya, Aba muncul dari kamar.
“Dari mana saja, Kafka?” tanya Aba dengan suara dingin. Kafka tak menjawab. “Aba tanya dari mana saja kamu?” Ulang Aba kali ini dengan suara bernada tinggi.
“Aba, sudah... Kafka pasti kelelahan. Biarkan dia menyegarkan tubuh dulu.” Ummi membela. “Kafka, kamu bersih-bersih dulu sana, shalat Subuh.” Kata Ummi pada Kafka. Tanpa menyahut, Kafka meninggalkan Aba dan Umminya ke kamar.
Ummi, adalah penawar angkara Aba.
*****
Pagi, pukul 07.00 WIB
“Aba, Ummi... Saya berangkat kuliah dulu.” Kafka beranjak dari kursinya setelah meneguk habis segelas susu lalu mencium tangan Aba dan Umminya.
“Hat-hati bawa mobil, Kaf...” Kata Aba, menasehati.
“Hati-hati di jalan, Nak...” kali ini Ummi.
“Iya Aba, Ummi... Saya berangkat dulu. Assalamu ‘alaikum...” Jawabnya sembari mencium ta’dhim tangan Aba dan Umminya.
“Wa’alaikum Salam...” jawab Aba dan Umminya. Ra Ka pun meninggalkan dhalem, mengendarai mobil pribadinya menuju kampus yang berada di jantung kota Situbondo. Saat ini ia tercatat sebagai mahasiswa semester 3 Fakultas Ushuluddin jurusan Tafsir Hadist.
*****
Siang harinya di beranda samping dhalem...
“Aba... Seharusnya Aba tidak terlalu memaksakan Kafka untuk ngajar kitab di pesantren ini.” Kata Ummi pada Aba yang tengah serius menyesapi rokoknya.
“Tidak terlalu memaksakan bagaimana, Mi? Dia sudah dewasa. Kepemimpinan harus segera ia pelajari untuk meneruskan perjuangan Aba.” Jawab Aba.
“Ummi rasa tekanan dari Aba membuat Kafka semakin belum siap. Makanya tingkah lakunya akhir-akhir ini semakin aneh. Bermain gitar segila itu. Keluyuran ga jelas. Kurus. Ummi bukan memanjakannya. Hanya saja Kafka masih butuh pendekatan dari hati ke hati.” Kata Ummi menerangkan dengan pelan.
“Aba hanya prihatin, Mi... Kenapa kepribadian Kafka sangat jauh berbeda dengan Rifqy.” Suara Aba memelan. Rifqy adalah kakak kandung Kafka yang saat ini tengah menempuh studi beasiswa S2 di Sudan bersama Istri yang menemaninya. Sudah 3 bulan ia menetap di sana. Jiwa kepemimpinan Ra Rifqy telah nampak sejak usianya masih belia. Terbukti ia telah bisa mengisi pengajian untuk santrinya seperti kitab Tafsir Yasin, Nashaihul Ibad, Diwan Imam Syafi’i dan kitab-kitab lain sejak masih duduk di bangku Madrasah Aliyah.
“Kafka bisa, Ba... Tetapi masih perlu Aba bimbing dengan bimbingan yang baik. Menasehtinya dengan pelan. Toh, kemauannya untuk belajar akan ada dengan sendirinya nanti.” Ummi mengerti perasaan Aba. Aba masih belum bisa menerima kepergian putra sulungnya.
Untuk berberapa lama Aba terdiam. Mencerna perkataan istri tercintanya itu. Dan hatinya pun membenarkan.
*****
Malam ini malam Jum’at. Kiai Hasanie dan Bu Nyai Fadilah sedang meyos ke pengajian rutin bulanan di luar kota. Otomatis Bu Nyai Fadilah tidak bisa meniteni Maya mengaji yang malam ini adalah malam terakhir baginya mengaji di dhalem. Abdi dhalem, Mbak Hayati, menyampaikan pesan Bu Nyai agar Maya mengaji saja menuntaskannya malam ini meski bukan beliau yang meniteni, yaitu Mbak Hayati sendiri. Maya pun mengaji...
Lagi-lagi Ra Ka terpaku di tepi jendela kamarnya. Menatap tajam santri putri yang tengah mengaji itu. Ia menyelami makna ayat-ayat Alqur’an yang Maya bacakan. Ayat yang menjelaskan semangat jihad fi sabilillah, memerangi hawa nafsu, dan beramar makruf nahi munkar. Tiba-tiba jiwanya terbakar. Hatinya bertafakkur. Betapa besar rahmat Allah tak pernah henti tercurah pada setiap hamba-Nya. Termasuk dirinya juga. Lalu mengapa ia menyia-nyiakannya? Bathinnya bergemuruh dahsyat. Bertubi-tubi penyesalan mencekalnya. Ia teringat kepercayaan besar yang telah diberikan oleh kedua orangtuanya. Ia harus bangkit. Menyemangati Aba dan Umminya. Membahagiakan mereka sekuat tenaga. Tiba-tiba tetes bening jatuh dari kedua sudut matanya...
Begitu melihat Mbak hayati meninggalkan dhalem, Ra Ka keluar dari kamarnya. Dengan gugup ia mendatangi Maya yang duduk sendiri sedang mengaji di pendopo... Suasana sepi....
“Shadaqallahul Adhim...” Maya pun mengakhiri bacaannya dengan kalimat Tashdiq lalu mencium Alqur’annya. Sesaat kemudian ia pun beranjak dari duduknya. Hendak meninggalkan dhalem. Namun sebuah suara mencegahnya,
“Maya...” Panggil Ra Ka. Maya menoleh kaget.
“A...ada apa, Ra...?” Jawabnya gugup.
“Aku suka suaramu. Terima kasih...” Kata Ra Ka.
“Terima kasih juga, Ra... Saya pamit kembali ke asrama dulu...” Balasnya.
“Sebentar...! besok malam kau mengaji lagi kan?”
“Malam ini terakhir saya mengaji, Ra. Ta’ziran saya sudah selesai malam ini...” Jawab Maya dengan menunduk.
“Oh, begitu... Ya sudah... kamu boleh pergi.” Perasaan kecewa jelas nampak dari suara Ra Ka.
“Permisi, Ra... Assalamu ‘Alaikum...” Ucapnya lalu meninggalkan pendopo.
“Wa’alaikum Salam...” Balas Ra Ka pelan sambil menatap Maya yang melenggang pergi lalu lenyap.
Perempuan itu pergi, membekas di hati...
Tuhan Maha Indah, dan perempuan itu... salah satu ayat-Nya.

10 Desember 2010