15.08 -
Cerita
2 comments
![](http://2.bp.blogspot.com/-JT3fWNy_jgM/TpEPF0wj1vI/AAAAAAAAEP8/vq7ZtgglKGw/s1600/ico_file.png)
![](http://2.bp.blogspot.com/-8N6vJXITgi4/TpEPD0ikCcI/AAAAAAAAEPs/YTFszF--q68/s1600/ico_comment.png)
Namaku Mizan
Namaku
Mizan. Hhh... Ini hari ketiga di tahun 2015. Tahun baru yang sungguh nyaris
sepi. Saat teman-temanku merayakan tahun baru, aku tak beranjak sama sekali
dari ruang kosong bernama Sepi ini. Betapa teganya pihak-pihak yang melemparkanku
ke sudut terpencil ini! Tega!
Aku menamai ruang kosong ini dengan
Sepi sebab segala hal yang di ruang ini nyaris tak berwarna. Pintu kosanku
sepi, tak ada seoranpun yang mengetuk. Jendela kosanku sepi, saat membukanya
aku hanya melihat jemuran pakaian dalam usang milik tetangga yang dijemur di
loteng rumahnya. Lemari esku sepi, tak ada makanan yang membuatku berselera
untuk melahapnya. Dan... Ponselku sepi, tak ada seorangpun yang menghubungiku.
Termasuk dia.
Namanya Alya. Dia pacarku.
Hubunganku dengannya sudah masuk bulan ketiga. Hampir dua minggu belakangan ini
dia menghilang dari peredaran tanpa sedikitpun kabar yang kuterima, ponselnya
tidak aktif dan saat kukunjungi dia ke tempat kuliah atau kosannya dia selalu
mengindar dengan beragam alasan, sibuklah, manipadilah,
ada janji dengan anulah. Ok, fine!
Kurasa dia sosok yang berbeda dari gadis kebanyakan. Beda karena tanpa kutahu mengapa aku memperlakukannya sebagai seorang yang sangat kubutuhkan, aku selalu menghubungi dia duluan, mengajaknya kencan duluan, dan ini bukan hal yang biasa kulakukan pada perempuan. Maaf, bukan aku bermaksud sombong, aku termasuk pribadi yang senang berkawan, bersosial, sekalipun aku seorang kutu buku. Dan yang perlu digarisbawahi, aku memiliki wajah tampan dan postur tubuh yang sangat ideal. Ini testimoni banyak orang, lho. Sebab itulah aku dikejar banyak cewek di kampus, mereka bilang cinta, aku iyakan saja. Tapi ingat, aku bukan tipe peselingkuh. Saat hubunganku dengan seseorang mengindikasikan akan putus, selalu saja ada pengganti yang datang. Ini seolah-olah menjadi hal yang absolut dalam hidupku. Aneh, memang. Tapi ini nyata!
Aku merasa dia berubah saat aku
sibuk menjadi anggota tim relawan bencana banjir yang kemarin terjadi di kota Jember yang merendam 4 desa 2 kecamatan. Bersama tim relawan yang juga sebagian
perempuan kami menjadi teman bagi korban banjir yang masih di usia sekolah
dengan cara mengajak mereka membaca buku-buku cerita yang kami bawa ke lokasi
pengungsian korban banjir, setidaknya ini upaya untuk meringankan beban
psikologis anak-anak disana.
Jarum jam menunjukkan pukul 00:45
WIB. Hhh...
Aku menghela napas dalam-dalam. Tulang-tulangku
rasanya akan remuk akibat lelah dari pengungsian korban banjir sehari tadi. Sepertinya
aku harus tidur. Aku mencoba memejamkan mata yang mulai berat mengantuk.
Ting tung. Ting tung. 1 New Message.
Aku membuka kembali mataku. Pesan singkat
dari Roni. Kubuka segera.
“Mizan, elo udah tidur? Sori ya, gue
ga ada maksud apa, kok. Cuma mau bilang, barusan gue ngeliat Alya masuk ke
mobil keren sama cowok model Om-om gitu. Ini gue lampirin fotonya.”
Aku segera bangkit dari tidurku,
mengucek-ngucek mata dan tak percaya atas foto yang kulihat, seorang gadis
berpenampilan seksi tampak dari depan dirangkul oleh seorang lelaki berjas
hitam.
Baiklah. Aku tak peduli lagi. Aku ngantuk,
mau tidur. Kemudian, malam itu berakhir dengan tidur lelapku.
#
Hhh... Ini hari keempat di tahun 2015. Segala puji bagi Tuhan yang
masih memberiku napas untuk bertahan hidup. Waktu berjalan begitu cepat. Aku pernah
membaca sebuah buku, katanya, kecepatan waktu berjalan seumpama panah yang
meluncur dari busurnya. Secepat itukah? Aku juga sulit membayangkannya. Aku sudah
tua. Usiaku kini 22 tahun, dan setelah ini waktu akan terus berlalu semakin
cepat. Alya, dan atau siapapun sekaligus absolutely-nya.
Bullshit! Aku kini tak peduli lagi. Untuk
sementara aku akan keluar dari keabsolutan itu dan menyejajarkan langkahku
dengan Sang Waktu, mengubah diri menjadi pribadi yang semakin sibuk
mempersiapkan segala sesuatu yang dapat menjadi bekal di waktu-waktu mendatang.
Selamat tinggal, Sepi...
(Flash Fiction ini ditulis dalam rangka memenuhi tantangan Penerbit Mizan di Twitter @PenerbitMizan. Hehee)
2 komentar:
Hahaha, tetap semangat untuk terus move on dari bayangan mantan, Mas Mizan. :D
Nice post mba. :)
Iya, Mba. Mas Mizan udah sembuh kok. Move on itu wajiiib bagi siapapun :D
Mbak Sandra, terima kasih telah berkunjung ke Blog saya. Senang sekali rasanya. Salam kenal. Senang berteman denganmu :)
Salam
Zyadah
Posting Komentar